Pengertian Penerimaan Diri Adalah
Pengertian Penerimaan Diri Adalah

Pengertian Penerimaan Diri Adalah

anams.id – Penerimaan diri merupakan sesuatu keadaan serta perilaku positif orang dalam wujud penghargaan terhadap diri, menerima seluruh kelebihan serta kekurangan, mengenali keahlian serta kelemahan, tidak menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain serta berupaya sebaik bisa jadi supaya bisa berganti jadi lebih baik dari lebih dahulu.

Penafsiran Penerimaan Diri Bagi Para Ahli

Berikut ini ada sebagian penafsiran penerimaan diri bagi para pakar, terdiri atas:

  • Bagi Hurlock( 1973)

Penerimaan diri merupakan sesuatu tingkatan keahlian serta kemauan orang buat hidup dengan seluruh ciri dirinya. Orang yang bisa menerima dirinya dimaksud selaku orang yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri, yang tidak mempunyai beban perasaan terhadap diri sendiri sehingga orang lebih banyak mempunyai peluang buat menyesuaikan diri dengan area.

  • Rubin( dalam Ratnawati, 1990)

Melaporkan kalau penerimaan diri ialah sesuatu perilaku yang merefleksikan perasaan bahagia sehubungan dengan realitas diri sendiri. Penerimaan diri bisa dimaksud selaku sesuatu perilaku penerimaan terhadap cerminan menimpa realitas diri.

  • Schultz( Ratnawati, 1990)

Menimpa penerimaan diri. Ia melaporkan kalau penerimaan diri yang dibangun ialah hasil dari tinjauan pada segala keahlian diri.

Komponen Penerimaan Diri

Bagi Bastaman“ 2007”, ada sebagian komponen yang memastikan keberhasilan seorang dalam penerimaan diri ialah selaku berikut:

  • Uraian Diri“ SelfInsight”

Ialah meningkatnya pemahaman atas buruknya keadaan diri pada dikala ini serta kemauan kokoh buat melaksanakan pergantian ke arah keadaan yang lebih baik.

  • Arti Hidup“ The Meaning Of Life”

Nilai- nilai berarti yang bermakna untuk kehidupan individu seorang yang berperan selaku tujuan hidup yang wajib dipadati serta pengarah kegiatan- kegiatannya.

  • Pengubahan Perilaku“ Changing Attitude”

Merubah diri yang berlagak negatif jadi positif serta lebih pas dalam mengalami permasalahan.

  • Keikatan Diri“ Self Commitment”

Ialah komitmen orang terhadap arti hidup yang diresmikan. Komitmen yang kokoh hendak bawa diri pada hidup yang lebih bermakna serta mendalam.

  • Aktivitas Terencana“ Directed Activities”

Sesuatu upaya- upaya yang dicoba secara sadar serta terencana berbentuk pengembangan kemampuan individu yang positif dan pemanfaatan kedekatan antar individu buat menggapai tujuan hidup.

  • Sokongan Sosial“ Social Support”

Ialah hadirnya seorang ataupun beberapa orang yang akrab, bisa dipercaya serta senantiasa sedia berikan dorongan pada saat- saat dibutuhkan.

Tahapan Penerimaan Diri

Bagi Germer“ 2009” proses penerimaan diri selaku wujud kondisi melawan ketidaknyamanan. Sesi dini yang terjalin yakni rasa kebencian, berikutnya proses diawali dengan keingintahuan hendak permasalahan. Apabila perihal itu berjalan dengan baik hingga hendak berakhir dengan merangkul apapun yang terjalin dalam hidup seseorang orang. Uraian menimpa tahapan penerimaan diri yakni selaku berikut:

  • Aversion“ Kebencian/ Keengganan, Menjauhi, Resisten”
Baca Juga :   Jejak Sejarah Suku Jawa: Dari Kerajaan Turki Hingga Kerajaan Keling

Respon natural pada perasaan yang membuat tidak aman yakni kebencian ataupun keengganan. Kebencian/ keengganan ini pula bisa membentuk keterikatan mental ataupun perenungan, berupaya mencari ketahui gimana metode buat melenyapkan perasaan tersebut.

  • Curiosity“ Melawan Rasa Tidak Aman Dengan Atensi”

Pada tahapan ini orang mulai mempunyai pertanyaan- pertanyaan pada hal- hal yang dirasa butuh buat dicermati. Pertanyaan- pertanyaan yang umumnya timbul yakni“ Perasaan apa ini..??, Apa maksudnya perasaan ini?, kapan perasaan ini terjalin”.

  • Tolerance“ Menaggung Derita Dengan Nyaman”

Toleransi berarti menanggung rasa sakit emosional yang dialami, namun orang senantiasa melawannya serta berharap perasaan tersebut hendak segeral lenyap.

  • Allowing“ Membiarkan Perasaan Tiba Serta Berangkat”

Sehabis lewat proses bertahan hendak perasaan tidak mengasyikkan sudah berakhir, orang hendak mulai membiarkan perasaan tersebut tiba serta berangkat begitu saja. Orang secara terbuka membiarkan perasaan itu mengalir dengan sendirinya.

  • Friendship“ Merangkul, Memandang Nilai- Nilai Yang Tersembunyi”

Orang memandang nilai- nilai yang terdapat pada waktu kondisi susah menimpanya. Perihal ini ialah tahapan terakhir dalam penerimaan diri.

Ciri-Ciri Penerimaan diri

Jersild( dalam Hurlock, 1974) mengemukakan sebagian karakteristik penerimaan diri buat membedakan antara orang yang menerima kondisi diri dengan orang yang menolak kondisi diri( denial). Berikut ini merupakan karakteristik dari orang yang menerima kondisi diri:

  • Orang yang menerima dirinya mempunyai harapan yang realistis terhadap keadaannnya serta menghargai dirinya sendiri.
  • Percaya hendak standar- standar serta pengakuan terhadap dirinya tanpa terpaku pada komentar orang lain.
  • Mempunyai perhitungan hendak keterbatasan dirinya serta tidak memandang pada dirinya sendiri secara irasional
  • Menyadari asset diri yang dimilikinya, serta merasa leluasa buat menarik ataupun melaksanakan keinginannya.
  • Menyadari kekurangannya tanpa menyalahkan diri sendiri.

Aspek- Aspek Penerimaan Diri

Aspek- aspek yang tercantum dalam penerimaan diri, antara lain merupakan selaku berikut:

  • Pengetahuan diri

Bagi Shostrom( Poduska, 1990) proses penerimaan diri bisa ditempuh lewat pengetahuan terhadap diri sendiri paling utama keterbatasan diri sehingga orang tidak berbuat di luar kesanggupannya serta tidak butuh berpura­pura mampu melaksanakan suatu. Pengetahuan diri bisa dicoba dengan memahami diri baik secara internal ataupun eksternal. Simorangkir( 1987) berkomentar kalau memahami secara internal bisa dicoba dengan metode memperhitungkan diri sendiri dalam perihal kelebihan, kelemahan, sifat- sifat, serta lain- lain. Secara eksternal pengenalan diri dicoba dengan metode memperhitungkan diri bagi pemikiran orang lain.

  • Penerimaan diri pantulan( reflected self- acceptance)
Baca Juga :   Pengertian Status dan Peran Sosial Adalah

Ialah membuat kesimpulan tentang diri kita bersumber pada penangkapan kita tentang gimana orang lain memandang diri kita. Perihal tersebut dapat dicoba dengan metode memohon komentar orang lain tentang diri sendiri( Supratiknya, 1995).

  • Penerimaan diri bawah( basic self- acceptance)

Ialah kepercayaan kalau diri diterima secara intrinsik serta tanpa ketentuan. Penerimaan diri bawah ini lebih berorientasi pada urusan personal orang. Orang sanggup menghargai serta menerima diri apa terdapatnya dan tidak menetapkan standar ataupun ketentuan yang besar di luar kesanggupannya dirinya( Supratiknya 1995).

  • Pembandingan antara yang real serta sempurna( Real- Ideal Comparison)

Ialah evaluasi tentang diri yang sesungguhnya dibanding dengan diri yang diimpikan ataupun mau( Supratiknya, 1995). Kesenjangan antara diri sempurna serta riil cuma hendak menimbulkan orang merasa tidak puas diri serta gampang frustasi.

  • Pengungkapan diri

Pengungkapan diri memiliki makna kalau penerimaan diri bisa ditempuh dengan upaya mengasah keberanian buat mengungkapan diri( benak, perasaan, ataupun yang lain) kepada orang lain( Supratiknya, 1995). Pengungkapan diri bisa berikan data kepada orang tentang siapa dirinya, karena dari interaksi tersebut orang hendak menemukan feed back yang bermanfaat buat memperkaya pengetahuan tentang dirinya. Pengungkapan benak ataupun perasaan hendaknya dicoba secara asertif karena aksi tersebut lebih menunjang pada pertumbuhan karakter yang sehat daripada metode kasar ataupun pasif.

Bagi Allport( Sobur, 2003) elemen berarti dalam penerimaan diri merupakan keahlian mengendalikan emosi. Upaya mengendalikan emosi bisa dicoba lewat aksi asertif, karena di dalam asertif ada pengontrolan emosi sehingga pengungkapan diri antar orang yang berbicara bisa berjalan balance serta tidak terdapat orang yang tersakiti ataupun menyakiti.

  • Penyesuaian diri

Bagi Schneiders( 1964) di dalam penerimaan diri ada penyesuaian diri. Orang yang tidak sanggup membiasakan diri jadi tidak sanggup buat menerima dirinya sendiri. Misalnya, kala orang mempunyai cacat pada badannya, hingga orang wajib membiasakan diri dengan cacat tersebut, supaya cacatnya bisa diterima jadi bagian dari dirinya.

Kebalikannya, apabila tidak sanggup membiasakan diri hingga orang cenderung meningkatkan respon negatif untuk dirinya semacam terus menerus meringik, putus asa, frustasi, mengacuhkan dirinya, serta lain- lain. Respon tersebut menampilkan kalau orang berupaya melaksanakan penolakan terhadap cacat badannya. Bila kondisi ini dibiarkan hingga orang tidak hendak sanggup menerima dirinya.

  • Menggunakan kemampuan secara efektif
Baca Juga :   Sebab-Sebab Tidak Mendapat Harta Warisan

Orang yang bisa menggunakan kemampuan dirinya secara efisien bisa menolong terciptanya penerimaan diri. Mappiare( 1982) berkata kalau penerimaan diri berarti sanggup menerima diri apa terdapatnya serta menggunakan apa yang dimilikinya secara efisien. Komentar Mappiare memiliki 2 perihal ialah awal, proses penerimaan diri ada keahlian buat mengidentifikasi kemampuan diri. Kedua terdapat upaya yang positif buat menggunakan apa yang dimilikinya, perihal itu berarti terdapat rencana buat menggapai masa depan yang baik.

Akhirnya, aspek- aspek dalam penerimaan diri meliputi pengetahuan diri, penerimaan diri pantulan, penerimaan diri bawah, pembandingan antara diri yang riil dengan sempurna, pengungkapan diri, penyesuaian diri, Menggunakan kemampuan secara efisien.

Faktor Yang Pengaruhi Penerimaan Diri

Bagi Hurlock“ 1996” ada sebagian aspek yang pengaruhi seorang dalam penerimaan diri ialah selaku berikut:

  1. Uraian Diri. Uraian diri yakni sesuatu anggapan atas diri sendiri yang diisyarati oleh keaslian bukan kepura- puraan, realistis bukan khayalan, kebenaran bukan kebohongan, keterus- terangan bukan rumit.
  2. Harapan Yang Realistis. Kala pengharapan seorang terhadap berhasil yang hendak dicapai ialah pengharapan yang realistis, peluang buat menggapai berhasil tersebut hendak timbul, sehingga hendak tercipta kepuasaan diri sendiri yang pada kesimpulannya membentuk perilaku penerimaan terhadap diri sendiri.
  3. Tidak hadirnya hambatan- hambatan dari area. Ketidakmampuan buat mecapai tujuan yang realistis bisa diakibatkan oleh ketidakmampuan orang buat mengendalikan terdapatnya hambatan- hambatan dari area, misalnya: diskriminasi, ras, gender serta keyakinan.
  4. Tidak terdapatnya tekanan emosi yang berat, tekanan yang berat serta terus menerus semacam yang terjalin dilingkungan kerja ataupun rumah, dimana keadaan lagi tidak baik, bisa menyebabkan kendala yang berat, sehingga tingkah laku orang tersebut dinilai menyimpang serta orang lain jadi nampak senantiasa mencela serta menolak orang tersebut.
  5. Berhasil yang kerap terjalin, kegagalan yang kerap mengenai menjadikan seorang menolak terhadap diri sendiri, kebalikannya kesuksesan yang kerap terjalin meningkatkan penerimaan terhadap diri sendiri.
  6. Konsep diri yang normal, konsep diri yang baik hendak menciptakan penerimaan diri yang baik tetapi sebalinya apabila konsep diri yang kurang baik secara natural hendak menciptakan penolakan terhadap diri sendiri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *