Pengertian Pembelajaran Kooperatif Merupakan
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Merupakan

Pengertian Pembelajaran Kooperatif Merupakan

anams.id – Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu wujud pendidikan yang bersumber pada faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif ialah strategi belajar dengan beberapa siswa selaku anggota kelompok kecil yang tingkatan kemampuannya berbeda.

Dalam menuntaskan tugas kelompoknya, tiap siswa anggota kelompok wajib silih bekerja sama serta silih menolong buat menguasai modul pelajaran. Dalam Pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum berakhir bila salah satu sahabat dalam kelompok belum memahami bahan pelajaran.

Bagi Thompson, et angkatan laut(AL).( 1995), Di dalam Pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil yang silih menolong satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 ataupun 6 orang siswa, dengan keahlian yang heterogen. Iktikad kelompok heterogen merupakan terdiri dari kombinasi keahlian siswa, tipe kelamin, serta suku.

Tujuan Pendidikan Kooperatif

Tujuan pendidikan kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang mempraktikkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan orang diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sebaliknya tujuan dari pendidikan kooperatif merupakan menghasilkan suasana di mana keberhasilan orang didetetapkan ataupun dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya( Slavin, 1994).

Setidaknya terdapat 3 tujuan pendidikan yang dirangkum oleh Ibrahim, et angkatan laut(AL).( 2000), ialah:

  • Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif walaupun mencakup bermacam- macam tujuan sosial, pula membetulkan prestasi siswa ataupun tugas- tugas akademis berarti yang lain. Sebagian pakar berkomentar kalau model ini unggul dalam menolong siswa menguasai konsep- konsep susah. Para pengembang model ini sudah menampilkan kalau model struktur penghargaan kooperatif sudah bisa tingkatkan nilai siswa pada belajar akademik serta pergantian norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengganti norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pendidikan kooperatif bisa berikan keuntungan baik pada siswa kelompok dasar ataupun kelompok atas yang bekerja bersama menuntaskan tugas- tugas akademik.

  • Penerimaan terhadap perbandingan individu
Baca Juga :   Peran Konstitusi dalam Menentukan Kepentingan Publik

Tujuan lain model pendidikan kooperatif merupakan penerimaan secara luas dari orang- orang yang berbeda bersumber pada ras, budaya, kelas sosial, keahlian, serta ketidakmampuannya. Pendidikan kooperatif berikan kesempatan untuk siswa dari bermacam latar balik serta keadaan buat bekerja dengan silih tergantung pada tugas- tugas akademik serta lewat struktur penghargaan kooperatif hendak belajar silih menghargai satu sama lain.

  • Pengembangan keahlian sosial

Tujuan berarti ketiga Pembelajaran kooperatif merupakan, mengarahkan kepada siswa keahlian bekerja sama serta kerja sama. Keterampilan- keterampilan sosial, berarti dipunyai oleh siswa karena dikala ini banyak anak muda masih kurang dalam keahlian sosial.

Buat itu supaya betul- betul mencerminkan pendidikan kooperatif, hingga butuh dicermati elemen- elemen pendidikan kooperatif selaku berikut( Jonson and Smith, 1991; Anita Lie, 2004):

  • Tanamkan Saling ketergantungan Yang Positif

Keberhasilan sesuatu karya sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya. Wartawan mencari serta menulis kabar, redaksi meng¬edit, serta tukang ketik mengetik tulisan tersebut. Rantai kerja sama ini bersinambung terus hingga dengan mereka yang di bagian percetakan serta loper pesan berita. Seluruh orang ini bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama, ialah terbitnya suatu pesan berita serta sampainya pesan berita tersebut di tangan pembaca.

  • Tanggung jawab perseorangan

Faktor ini ialah akibat langsung dari faktor yang awal. Bila tugas serta pola evaluasi terbuat bagi prosedur model pendidikan Cooperative Learning, tiap siswa hendak merasa bertanggung jawab buat melaksanakan yang terbaik. Kunci keber¬hasilan tata cara kerja kelompok merupakan persiapan guru dalam penataan tugasnya.

  • Tatap Muka

Tiap kelompok wajib diberikan peluang buat berjumpa muka serta berdiskusi. Aktivitas interaksi ini hendak membagikan para pembelajar buat membentuk sinergi yang menguntungkan seluruh anggota. Hasil pemikiran sebagian kepala hendak lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil tiap- tiap anggota.

  • Komunikasi antar anggota
Baca Juga :   Berikut Hasil Sidang BPUPKI, Serta Pelopor Panitia Sembilan Lengkap Dengan Nilai Sila Pertama Pancasila

Faktor ini pula menghendaki supaya para pembelaiar dibekali dengan bermacam keahlian berbicara. Saat sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar butuh mengarahkan cara- cara berbicara. Tidak tiap siswa memiliki kemampuan men¬dengarkan don berdialog. Keberhasilan sesuatu kelompok pula tergantung pada kesediaon para anggotanya buat silih men- dengarkan don keahlian mereka buat mengutarakan komentar mereka.

  • Evaluasi

Pengajar butuh menjadwalkan waktu spesial untuk kelompok buat mengevaluasi proses kerja kelompok serta hasil kerja sama mereka supaya berikutnya dapat bekerja sama dengan lebih efisien. Waktu penilaian ini tidak butuh diadakan tiap kali terdapat kerja kelompok, namun dapat diadakan selang sebagian waktu sehabis sebagian kali pembelaiar ikut serta dalam aktivitas pendidikan Cooperative Learning.

Pendekatan dalam Pendidikan Kooperatif

Meski prinsip bawah pendidikan kooperatif tidak berganti, ada sebagian alterasi dari model tersebut. Terdapat 4 pendekatan pendidikan kooperatif( Arends, 2001). Di mari hendak dijabarkan secara ringkas tiap- tiap pendekatan tersebut.

  • Student Teams Achievement Division( STAD)

STAD dibesarkan oleh Robert Slavin serta sahabatnya di Universitas John Hopkin serta ialah pendekatan pendidikan kooperatif yang sangat simpel. Guru yang memakai STAD, pula mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan data akademik baru kepada siswa tiap pekan memakai presentasi verbal ataupun bacaan. Siswa dalam sesuatu kelas tertentu dipecah jadi kelompok dengan anggota 4- 5 orang, tiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari pria serta wanita, berasal dari bermacam suku, mempunyai keahlian besar, lagi, serta rendah.

  • Investigasi Kelompok

Investigasi kelompok bisa jadi ialah model pendidikan kooperatif yang sangat lingkungan serta sangat susah buat diterapkan. Model ini dibesarkan awal kali oleh Thelan. Berbeda dengan STAD serta jigsaw, siswa ikut serta dalam perencanaan baik topik yang dipelajari ataupun gimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini membutuhkan norma serta struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru.

  • Pendekatan Struktural
Baca Juga :   Pranata Ekonomi Adalah

Pendekatan ini dibesarkan oleh Spencer Kagen serta kawan- kawannya. Walaupun mempunyai banyak kesamaan dengan pendekatan lain, tetapi pendekatan ini berikan penekanan pada pemakaian struktur tertentu yang dirancang buat pengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dibesarkan oleh Kagen ini dimaksudkan selaku alternatif terhadap struktur kelas tradisional, semacam resitasi, di mana guru mengajukan persoalan kepada segala kelas serta siswa berikan jawaban sehabis mengangkut tangan serta ditunjuk. Struktur yang dibesarkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja silih menolong dalam kelompok kecil serta lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *