Pengertian Kelompok Sosial Adalah
Pengertian Kelompok Sosial Adalah

Pengertian Kelompok Sosial Adalah

anams.id – Kelompok sosial merupakan kumpulan manusia yang silih berhubungan serta mempunyai pemahaman bersama hendak keanggotaannya dalam sesuatu kelompok. Kelompok sosial tercipta sebab tumbuhnya perasaan bersama akibat interaksi yang kerap terjalin diantara mereka.

Kelompok sosial didalam kehidupan bermasyarakat sangat banyak jumlahnya, bawah pembuatan kelompok tersebut juga berbeda- beda. Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai 2 hasrat pokok dalam dirinya ialah kemauan buat jadi satu dengan manusia lain serta kemauan buat jadi satu dengan atmosfer alam disekitarnya. Pembuatan kelompok sosial ialah salah satu usaha manusia dalam penuhi kebutuhannya tersebut.

Pengertian Kelompok Sosial

Ada sebagian definisi dari para pakar menimpa kelompok sosial:

  • Bagi Soerjono Soekanto

Kelompok sosial merupakan himpunan ataupun kesatuan- kesatuan yang hidup bersama sebab terdapatnya ikatan di antara mereka secara timbal balik serta silih pengaruhi.

  • Bagi Hendro Puspito

Kelompok sosial merupakan sesuatu kumpulan nyata, tertib, serta senantiasa dari indiviu- individu yang melakukan peran- perannya secara berkaitan guna menggapai tujuan bersama.

  • Bagi Paul B. Hortondan Chaster L. Hunt

Kelompok sosial merupakan sesuatu kumpulan manusia yang mempunyai pemahaman hendak keanggotaannya serta silih berhubungan.

  • Bagi Sherif

Kelompok sosial merupakan sesuatu kesatuan sosial yang terdiri atas 2 ataupun lebih orang yang sudah mengadakan interaksi sosial yang lumayan intensif serta tertib, sehingga diantara orang telah ada pembagian tugas, struktur, serta norma- norma tertentu, yang khas untuk kesatuan sosial tersebut.

Unsur- Unsur Kelompok Sosial

Ada pula yang jadi persyaratan kelompok sosial wajib memiliki unsur- unsur berikut, semacam yang dikemukakan oleh Soerjono soekamto( 1997: 125- 126):

  • Tiap anggota kelompok wajib sadar kalau ia ialah sebagian dari kelompok yang bersangkutan. Pemahaman anggota ialah perihal yang berarti dalam suatu kelompok. Perihal itu hendak memunculkan rasa mempunyai yang pada gilirannya kan memeliharan keutuhan kelompok.
  • Terdapat ikatan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain. Kekompakan ataupun solidaritas antara anggota hendak memeberikan donasi untuk pertumbuhan kelompok.
  • Terdapat aspek yang dipunyai bersama sehingga ikatan mereka meningkat erat. Rasa senasib sepenanggungan ataupun sehidup semati dalam berkelompok dapat memunculkan semangat buat bekerja sama demi tujuan bersama.
  • Berstruktur, berkaidah, serta memiliki pola sikap. Lapisan kelompok, serta norma ataupun peraturan tidak hendak terpisah dari suatu jalinan guna melindungi kelangsungannya.
  • Bersistem serta berproses. Dimaksudkan, terdiri atas faktor yang silih mendukung satu dengan yang lain. Pula ada runtutan di dalam perkembangannya.

Syarat Kelompok Sosial

Agar sebuah kelompok dapat dikategorikan sebagai kelompok sosial, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

  1. Adanya interaksi sosial Kelompok sosial terdiri dari beberapa orang yang saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus, baik melalui komunikasi verbal maupun nonverbal.
  2. Adanya kesamaan tujuan Setiap anggota kelompok memiliki tujuan yang sama atau setidaknya sejalan dengan tujuan kelompok secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan kelompok untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Adanya kesadaran sosial Anggota kelompok menyadari keberadaan satu sama lain dan memahami peran masing-masing dalam kelompok. Mereka juga menyadari norma-norma sosial yang berlaku dalam kelompok.
  4. Adanya struktur sosial Kelompok memiliki struktur sosial yang terdiri dari aturan, norma, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok. Hal ini membantu dalam mengatur hubungan antaranggota kelompok dan menjaga stabilitas kelompok.
  5. Adanya identitas kelompok Kelompok memiliki identitas tersendiri yang membedakan kelompok dari kelompok lain. Identitas kelompok dapat dilihat dari nama kelompok, simbol, atau lambang yang dimiliki oleh kelompok.
  6. Adanya kesamaan sifat Setiap anggota kelompok memiliki kesamaan sifat yang mengikat mereka dalam kelompok, baik itu kesamaan usia, jenis kelamin, hobi, pekerjaan, atau latar belakang budaya.
  7. Adanya keberadaan dalam waktu dan ruang yang sama Anggota kelompok hidup dan berinteraksi dalam lingkungan yang sama, baik itu di lingkungan kerja, sekolah, atau lingkungan sosial yang lain. Mereka juga hidup dalam waktu yang sama dan mengalami peristiwa dan perubahan bersama-sama.

Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, sebuah kelompok dapat dikategorikan sebagai kelompok sosial yang memiliki karakteristik dan fungsi tertentu dalam kehidupan sosial manusia.

Macam- Macam Kelompok Sosial

Klasifikasi Tipe- tipe Kelompok Sosial

  • Bersumber pada besar kecilnya anggota kelompok

Bagi George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok hendak mempengaruhi kelompok serta pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel mengawali dari satu orang selaku atensi ikatan sosial yang dinamakan monad. Setelah itu monad dibesarkan jadi 2 orang ataupun diad, serta 3 orang ataupun triad, serta kelompok- kelompok kecil yang lain. Hasilnya terus menjadi banyak jumlah anggota kelompoknya, pola interaksinya pula berbeda.

  • Bersumber pada derajat interaksi dalam kelompok
Baca Juga :   Apa itu aqidah

Derajat interaksi ini pula bisa dilihat pada sebagian kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial semacam keluarga, rukun orang sebelah, warga desa, hendak memiliki kelompok yang anggotanya silih memahami dengan baik( face- to- face groupings). Perihal ini berbeda dengan kelompok sosial semacam warga kota, industri, ataupun negeri, di mana anggota- anggotanya tidak memiliki ikatan erat.

  • Bersumber pada kepentingan serta wilayah

Suatu warga setempat( community) ialah sesuatu kelompok sosial atas bawah daerah yang tidak memiliki kepentingan- kepentingan tertentu. Sebaliknya asosiasi( association) merupakan suatu kelompok sosial yang dibangun buat penuhi kepentingan tertentu.

  • Bersumber pada kelangsungan kepentingan

Terdapatnya kepentingan bersama ialah salah satu aspek yang menimbulkan terjadinya suatu kelompok sosial. Sesuatu kerumunan misalnya, ialah kelompok yang keberadaannya cuma sebentar sebab kepentingannya pula tidak berlangsung lama. Tetapi, suatu asosiasi memiliki kepentingan yang senantiasa.

  • Bersumber pada derajat organisasi

Kelompok sosial terdiri atas kelompok- kelompok sosial yang terorganisasi dengan apik semacam negeri, Tentara Nasional Indonesia(TNI), industri serta sebagainya. Tetapi, terdapat kelompok sosial yang nyaris tidak terorganisasi dengan baik, semacam kerumunan.

Kelompok Sosial Ditatap dari Sudut Individu

Pada warga yang lingkungan, umumnya tiap manusia tidak cuma memiliki satu kelompok sosial tempat dia jadi anggotanya. Tetapi, dia pula jadi anggota sebagian kelompok sosial sekalian. Terjadinya kelompok- kelompok sosial ini umumnya didasari oleh kekerabatan, umur, tipe kelamin, pekerjaan ataupun peran. Keanggotaan tiap- tiap kelompok sosial tersebut hendak membagikan peran serta prestise tertentu.

Tetapi yang butuh digarisbawahi merupakan watak keanggotaan sesuatu kelompok tidak senantiasa bertabiat sukarela, tetapi terdapat pula yang sifatnya paksaan. Misalnya, tidak hanya selaku anggota kelompok di tempatnya bekerja, Pak Tomo pula anggota warga, anggota perkumpulan bulu tangkis, anggota Jalinan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban warga Jawa serta sebagainya.

In- Group serta Out- Group

Selaku seseorang orang, kita kerap merasa kalau saya tercantum dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, serta negaraku. Seluruh kelompok tersebut berakhiran dengan milik“ ku”. Seperti itu yang dinamakan kelompok sendiri( In group) sebab saya tercantum di dalamnya. Banyak kelompok lain dimana saya tidak tercantum keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama serta kelompok bermain. Seluruh itu ialah kelompok luar( out group) sebab saya terletak di luarnya.

In- group serta out- group bisa ditemukan di seluruh warga, meski kepentingan- kepentingannya tidak senantiasa sama. Pada warga primitif yang masih terbelakang kehidupannya umumnya hendak mendasarkan diri pada keluarga yang hendak memastikan kelompok sendiri serta kelompok luar seorang. Bila terdapat 2 orang yang silih tidak tahu bertemu hingga perihal awal yang mereka jalani merupakan mencari ikatan antara keduanya.

Bila mereka bisa menciptakan terdapatnya ikatan keluarga hingga keduanya juga hendak bersahabat sebab keduanya ialah anggota dari kelompok yang sama. Tetapi, bila mereka tidak bisa menciptakan terdapatnya kesamaan ikatan antaa keluarga hingga mereka merupakan musuh sehingga merekapun bereaksi.

Pada warga modern, tiap orang memiliki banyak kelompok sehingga bisa jadi saja silih tumpang tindih dengan kelompok luarnya. Siswa lama senantiasa memperlakukan siswa baru selaku kelompok luar, namun kala terletak di dalam gedung berolahraga mereka juga bersatu buat menunjang regu sekolah kesayangannya.

Ciri-ciri kelompok sosial

Kelompok sosial memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari individu yang berdiri sendiri. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri kelompok sosial:

  1. Adanya interaksi sosial Kelompok sosial terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, berkomunikasi, dan saling memengaruhi satu sama lain.
  2. Adanya hubungan sosial Anggota kelompok sosial memiliki hubungan sosial yang saling mempengaruhi satu sama lain, baik dalam hal kepentingan, perasaan, maupun nilai-nilai yang dipegang.
  3. Adanya norma dan nilai Kelompok sosial memiliki aturan-aturan yang mengatur perilaku anggotanya, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Nilai-nilai yang dipegang oleh kelompok sosial dapat mempengaruhi perilaku anggotanya.
  4. Adanya tujuan bersama Kelompok sosial memiliki tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai atau diwujudkan.
  5. Adanya kesamaan karakteristik Anggota kelompok sosial memiliki karakteristik yang serupa atau memiliki kesamaan, seperti jenis kelamin, usia, agama, atau hobi yang sama.
  6. Adanya batas kelompok Kelompok sosial memiliki batas yang jelas dengan kelompok sosial lain, baik dalam hal wilayah, budaya, maupun karakteristik yang dimiliki.
  7. Adanya identitas kelompok Kelompok sosial memiliki identitas yang khas, baik dalam bentuk nama, lambang, atau simbol yang merepresentasikan kelompok tersebut. Identitas ini dapat membedakan kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial

Kelompok sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristik dan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa jenis kelompok sosial:

  1. Kelompok Primer Kelompok primer adalah kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan sosial yang paling intim dan erat, seperti keluarga dan teman dekat. Kelompok primer memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi dan sosial individu.
  2. Kelompok Sekunder Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan sosial yang tidak terlalu intim dan erat, seperti rekan kerja, tetangga, dan teman sekelas. Kelompok sekunder biasanya bersifat formal dan memiliki tujuan tertentu.
  3. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang dijadikan sebagai acuan atau patokan oleh individu dalam perilaku dan pandangannya, seperti kelompok agama, kelompok etnis, atau kelompok sosial ekonomi.
  4. Kelompok Formal Kelompok formal adalah kelompok sosial yang memiliki aturan, struktur, dan tujuan yang jelas dan terorganisir, seperti organisasi, lembaga pendidikan, atau perusahaan. Kelompok formal memiliki tugas dan peran yang ditetapkan secara resmi.
  5. Kelompok Informal Kelompok informal adalah kelompok sosial yang tidak memiliki aturan, struktur, dan tujuan yang jelas dan terorganisir, seperti kelompok teman-teman atau komunitas penggemar. Kelompok informal biasanya bersifat spontan dan tidak resmi.
  6. Kelompok Ingroup Kelompok ingroup adalah kelompok sosial yang dianggap sebagai kelompok yang sama dengan diri sendiri, seperti kelompok teman satu kelas atau kelompok pendukung tim sepak bola favorit.
  7. Kelompok Outgroup Kelompok outgroup adalah kelompok sosial yang dianggap berbeda atau berlawanan dengan diri sendiri, seperti kelompok rival di tempat kerja atau kelompok lawan politik. Kelompok outgroup dapat memicu perasaan persaingan dan konflik.
Baca Juga :   Berikut 6 Peralatan Yang Dihasilkan Di Zaman Megalitikum Lengkap Dengan Penjelasannya

Fungsi Kelompok Sosial

Kelompok sosial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi individu dan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa fungsi kelompok sosial:

  1. Fungsi Sosialisasi Kelompok sosial berperan dalam proses sosialisasi, yaitu proses pembentukan nilai, norma, dan perilaku sosial yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dalam kelompok sosial, individu belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, belajar nilai-nilai budaya, serta belajar aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
  2. Fungsi Pengembangan Diri Kelompok sosial berperan dalam pengembangan diri individu. Dalam kelompok sosial, individu dapat mengeksplorasi minat dan bakatnya, meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan komunikasinya, serta meningkatkan kepercayaan diri dan rasa percaya dirinya.
  3. Fungsi Pembentukan Identitas Kelompok sosial dapat membantu individu dalam membentuk identitas sosialnya. Dalam kelompok sosial, individu dapat menemukan tempatnya dalam masyarakat dan menemukan jati dirinya sebagai anggota kelompok tertentu. Kelompok sosial juga dapat memberikan identitas kelompok yang kuat, sehingga individu merasa memiliki pengakuan dan dukungan dari kelompok.
  4. Fungsi Kepuasan Sosial Kelompok sosial memberikan kepuasan sosial bagi individu. Dalam kelompok sosial, individu dapat menikmati interaksi sosial, saling memahami, saling mendukung, dan merasa diakui sebagai anggota kelompok. Kepuasan sosial ini dapat memberikan perasaan kebahagiaan, kepuasan, dan kesejahteraan psikologis bagi individu.
  5. Fungsi Kekuasaan dan Kontrol Sosial Kelompok sosial berperan dalam kekuasaan dan kontrol sosial dalam masyarakat. Kelompok sosial dapat mempengaruhi perilaku individu dan mempertahankan aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dalam kelompok sosial, individu juga belajar untuk mengendalikan perilakunya agar tidak merugikan kelompok dan masyarakat.
  6. Fungsi Perubahan Sosial Kelompok sosial juga dapat berperan dalam perubahan sosial dalam masyarakat. Kelompok sosial dapat membentuk gerakan sosial atau organisasi yang memiliki tujuan perubahan sosial tertentu, seperti gerakan hak asasi manusia, gerakan lingkungan hidup, dan gerakan kesejahteraan sosial. Kelompok sosial juga dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan sosial dalam masyarakat.

Proses Terbentuknya Kelompok Sosial

Proses terbentuknya kelompok sosial dapat bervariasi tergantung pada jenis kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Namun, secara umum, proses terbentuknya kelompok sosial dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan, yaitu:

  1. Tahap Kontak Tahap ini merupakan tahap awal terbentuknya kelompok sosial, di mana individu-individu saling berkenalan dan melakukan interaksi sosial. Kontak awal ini bisa terjadi secara tidak sengaja atau sengaja.
  2. Tahap Keterkaitan Setelah tahap kontak, individu-individu yang saling berkenalan kemudian mulai merasa memiliki kesamaan dan merasa terikat satu sama lain. Pada tahap ini, individu-individu mulai membentuk ikatan emosional, nilai, dan norma yang sama.
  3. Tahap Kepercayaan Tahap selanjutnya adalah tahap kepercayaan di mana individu-individu mulai saling mempercayai satu sama lain dan membentuk solidaritas. Pada tahap ini, individu-individu mulai membagikan pengalaman, pikiran, dan perasaan mereka, sehingga terbentuk hubungan yang lebih erat.
  4. Tahap Ketergantungan Tahap terakhir dalam terbentuknya kelompok sosial adalah tahap ketergantungan di mana individu-individu mulai merasa ketergantungan satu sama lain. Pada tahap ini, kelompok sosial membantu individu-individu dalam mencapai tujuan mereka, memberikan dukungan, dan memberikan rasa keamanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kelompok sosial antara lain faktor psikologis, seperti kebutuhan untuk afiliasi dan kebutuhan untuk merasa diterima oleh kelompok, serta faktor lingkungan, seperti adanya kesamaan nilai, budaya, dan tujuan. Selain itu, faktor sosial juga dapat mempengaruhi terbentuknya kelompok sosial, seperti adanya perbedaan status sosial dan perbedaan kepentingan yang dapat memunculkan konflik dalam kelompok.

Baca Juga :   Kapak Perimbas: Alat Batu Tertua yang Membuka Tabir Sejarah Kehidupan Manusia Prasejarah

Pengaruh Kelompok Sosial

Kelompok sosial memiliki banyak pengaruh terhadap individu yang tergabung di dalamnya. Beberapa pengaruh tersebut antara lain:

  1. Pengaruh terhadap identitas diri Kelompok sosial dapat mempengaruhi identitas diri seseorang melalui proses sosialisasi. Dalam kelompok sosial, individu belajar tentang norma-norma, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan yang dianggap sesuai atau tidak sesuai oleh kelompok. Hal ini dapat membentuk identitas diri seseorang dan bagaimana dia melihat dirinya sendiri dalam kelompok tersebut.
  2. Pengaruh terhadap perilaku Kelompok sosial dapat mempengaruhi perilaku individu. Dalam kelompok sosial, individu dapat memperoleh dorongan dan tekanan dari anggota kelompok untuk mengikuti tindakan atau perilaku tertentu. Dorongan atau tekanan ini dapat berupa norma-norma, aturan, atau hukuman sosial yang diterapkan oleh kelompok.
  3. Pengaruh terhadap kebutuhan dan motivasi Ketika seseorang tergabung dalam kelompok sosial, dia dapat memperoleh kepuasan kebutuhan dan motivasi tertentu melalui interaksi dengan anggota kelompok. Misalnya, seseorang yang memiliki kebutuhan untuk mencari persahabatan dan dukungan sosial dapat memperolehnya melalui bergabung dengan kelompok sosial.
  4. Pengaruh terhadap penilaian sosial Individu dalam kelompok sosial dapat memberikan penilaian sosial terhadap anggota kelompok lainnya, termasuk penilaian terhadap perilaku dan kepribadian mereka. Penilaian sosial ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan reputasi individu di dalam kelompok dan di luar kelompok.
  5. Pengaruh terhadap kepuasan dan kesejahteraan Tergabung dalam kelompok sosial yang mendukung dan saling membantu dapat memberikan kepuasan dan kesejahteraan kepada individu. Interaksi sosial dengan anggota kelompok dapat memberikan dukungan emosional, keamanan, dan rasa terikat yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis individu.

Secara keseluruhan, kelompok sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk perilaku, identitas diri, dan kesejahteraan individu.

Peran Individu dalam Kelompok Sosial

Setiap individu yang tergabung dalam kelompok sosial memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Peran individu dalam kelompok sosial dapat mempengaruhi dinamika dan efektivitas kelompok tersebut. Berikut adalah beberapa peran individu dalam kelompok sosial:

  1. Pemimpin Pemimpin adalah individu yang memimpin kelompok dan bertanggung jawab untuk mengarahkan dan memotivasi anggota kelompok. Pemimpin biasanya memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang membuatnya efektif dalam memimpin kelompok.
  2. Anggota aktif Anggota aktif adalah individu yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan diskusi kelompok. Mereka berkontribusi dalam membangun ide dan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh kelompok.
  3. Pendukung Pendukung adalah individu yang memberikan dukungan moral atau praktis kepada anggota kelompok lainnya. Mereka mendorong dan memberikan motivasi kepada anggota kelompok yang membutuhkan dukungan.
  4. Koordinator Koordinator adalah individu yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan tugas atau aktivitas dalam kelompok. Mereka memastikan bahwa setiap anggota kelompok memiliki tugas yang jelas dan bahwa semua tugas tersebut diselesaikan dengan efektif.
  5. Pelopor Pelopor adalah individu yang mengembangkan gagasan baru dan mengusulkan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh kelompok. Mereka mendorong kelompok untuk berpikir kreatif dan mencari solusi yang inovatif.
  6. Kritikus Kritikus adalah individu yang secara kritis mengevaluasi gagasan dan keputusan dalam kelompok. Mereka memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu kelompok untuk memperbaiki gagasan dan keputusan yang kurang tepat.
  7. Peacemaker Peacemaker adalah individu yang bertindak sebagai penengah dalam situasi konflik dalam kelompok. Mereka membantu anggota kelompok untuk menyelesaikan perbedaan dan mencari solusi yang memuaskan bagi semua pihak.

Setiap peran individu dalam kelompok sosial memiliki kontribusi yang berbeda dalam menciptakan atmosfer yang harmonis dan efektif dalam mencapai tujuan kelompok. Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota kelompok untuk memahami dan memainkan peran mereka dengan baik.

Konflik dalam Kelompok Sosial

Konflik dalam kelompok sosial adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidaksepakatan antara dua atau lebih individu atau subkelompok dalam kelompok yang sama. Konflik dapat terjadi karena perbedaan dalam nilai, sikap, tujuan, kepentingan, atau persepsi antarindividu dalam kelompok.

Berikut adalah beberapa jenis konflik yang dapat terjadi dalam kelompok sosial:

  1. Konflik antarpribadi Konflik antarpribadi terjadi ketika ada ketidakcocokan antara dua individu dalam kelompok. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan dalam cara berpikir, keyakinan, atau karakteristik individu.
  2. Konflik peran Konflik peran terjadi ketika ada ketidakjelasan atau tumpang tindih dalam peran yang dimainkan oleh anggota kelompok. Misalnya, ketika dua atau lebih anggota kelompok memiliki peran yang sama, hal ini dapat menyebabkan ketidaksepakatan.
  3. Konflik sumber daya Konflik sumber daya terjadi ketika anggota kelompok bersaing untuk mengakses sumber daya yang terbatas, seperti waktu, uang, atau perhatian dari anggota kelompok lainnya.
  4. Konflik ideologi Konflik ideologi terjadi ketika ada perbedaan dalam keyakinan atau nilai antara anggota kelompok. Misalnya, ketika ada perbedaan politik, agama, atau pandangan etika yang berbeda antara anggota kelompok.
  5. Konflik kepentingan Konflik kepentingan terjadi ketika terdapat kepentingan yang bertentangan antara anggota kelompok. Misalnya, ketika ada anggota kelompok yang mencari keuntungan pribadi dan tidak memperhatikan kepentingan kelompok secara keseluruhan.

Konflik dalam kelompok sosial dapat memiliki dampak positif atau negatif tergantung pada cara kelompok menangani konflik tersebut. Dalam beberapa kasus, konflik dapat merusak hubungan antaranggota kelompok dan bahkan memecah kelompok menjadi beberapa subkelompok. Namun, jika konflik diatasi dengan cara yang tepat, konflik dapat meningkatkan kualitas kerja kelompok, memperkuat hubungan antaranggota kelompok, dan meningkatkan kemampuan kelompok dalam menghadapi tantangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *