Warisan Bersejarah Kerajaan Sriwijaya: 7 Prasasti yang Menceritakan Kehidupan Masyarakat Pada Masa Lampau

Anams.id – Hi guys, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai 7 prasasti bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya yang perlu diketahui. Sebagai salah satu kerajaan maritim yang pernah berjaya di Indonesia pada masa lalu, Kerajaan Sriwijaya memiliki peran penting dalam sejarah Asia Tenggara.

Bukti kejayaan dan kebesaran kerajaan ini dapat dilihat dari prasasti-prasasti dan juga candi-candi bersejarah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Prasasti-prasasti ini menyimpan berbagai informasi mengenai sejarah, agama, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat pada masa lalu.

Oleh karena itu, mari kita simak penjelasan mengenai 7 prasasti bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya yang perlu diketahui.

1. Prasasti Kota Kapur, Jejak Perjalanan Dapunta Hyang pada 682 M

Prasasti Kota Kapur merupakan prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia, bertarikh 682 M. Isinya menceritakan tentang perjalanan suci Dapunta Hyang dari Minana dengan perahu bersama 20.000 tentara dan 200 peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang berjalan kaki. Dalam sumber lain, prasasti ini juga berisi tentang penaklukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan di Pulau Bangka.

2. Prasasti Kedukan Bukit, Penaklukan Minangatamwan pada 683 M

Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 683 M dan menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang berhasil menundukan Minangatamwan dengan membawa tentara sebanyak 20.000 orang. Dengan kemenangan ini, Kerajaan Sriwijaya menjadi semakin makmur. Daerah Minangatamwan kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi yang sangat strategis untuk perdagangan.

3. Prasasti Talangtuo, Taman Srikesetra pada 684 M

Prasasti Talangtuo berangka tahun 684 M dan memuat sebuah cerita ]tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.

4. Prasasti Karang Berahi, Penguasaan Sriwijaya atas Jambi pada 686 M

Baca Juga :   Kolonialisme Adalah

Prasasti Karang Berahi berangka tahun 686 M dan ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukkan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.

5. Prasasti Ligor (Malaysia), Pangkalan Sriwijaya di Semenanjung Malaya pada 775 M

Prasasti Ligor berangka tahun 775 Masehi dan berisi tentang pendirian pangkalan Kerajaan Sriwijaya di Semenanjung Malaya, daerah Ligor untuk mengawasi pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Prasasti ini ditemukan di daerah Ligor Semenanjung Malaya.

6. Prasasti Nalanda (India), Permintaan Pengakuan Kerajaan Syailendra pada 860 M

Prasasti Nalanda menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai Raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Kerajaan Syailendra.

Prasasti ini juga menceritakan tentang Dewa Paladewa yang mau untuk membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk memberikan “beasiswa” para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.

7. Prasasti Telaga Batu, Upacara Sumpah Kesetiaan pada 11 Masehi

Prasasti Telaga Batu ditemukan di sekitar Palembang pada tahun 1918 M dan biasanya digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon pejabat di pusat kerajaan Sriwijaya. Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air yang dialirkan ke batu dan keluar melalui cerat di bawahnya.

Dari penjelasan mengenai 7 prasasti bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya yang perlu diketahui, kita dapat melihat betapa pentingnya peran Kerajaan Sriwijaya dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara. Prasasti-prasasti ini menyimpan berbagai informasi dan cerita menarik mengenai kehidupan masyarakat pada masa lalu, serta membuktikan kebesaran dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masa lalu.

Kita juga dapat belajar banyak mengenai sejarah, budaya, dan agama pada masa lalu dari prasasti-prasasti ini. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, mari kita lestarikan warisan budaya dan sejarah yang ada, termasuk prasasti-prasasti bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya ini, agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.***

Baca Juga :   Badan Hukum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *