Pengertian Awan
Pengertian Awan

Pengertian Awan

Anams.id –  Pembentukan dan keberadaan awan tidak menjamin bahwa hujan akan terjadi. Adalah biasa kalau suatu lapisan awan telah ada selama beberapa hari tanpa adanya hujan. Butir-butir awan yang kecil tetap terapung dalam udara yang naik dimana butir-butir tersebut terbentuk. Tetapi dalam keadaan yang lain, hanya dibutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk terbentuknya awan dan mulainya turunnya hujan yang lebat (Trewartha dan Horn, 1995).
Awan terbentuk sebagai hasil pendinginan (kondensasi atau sublimasi) dari massa udara basah yang sedang bergerak ke atas. Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara adiabatis atau mengalami pencampuran dengan udara dingin yang sedang bergerak ke arah horisontal (adveksi). Butir-butir debu atau kristal es yang melayang-layang di lapisan troposfer dapat berfungsi sebagai inti-inti kondensasi dan sublimasi yang dapat mempercepat proses pendinginan
Awan dapat terjadi dari massa udara yang sedang naik kearah vertikal karena berbagai sebab, yaitu: pengaruh radiasi matahari (secara konveksi) dan melalui bidang peluncuran (pengangkatan orografis atau frontal) (Tjasyono, 2004).

Pada umumnya awan terdiri dari butir-butir air cair yang berukuran sedemikian kecil sehingga tidak jatuh. Namun apabila awan tersebut mencapai suatu ketinggian dimana temperatur udaranya jauh dibawah 0 C maka butir-butir air tersebut menjadi butir-butir es (kristal). Awan adalah penolong berharga dalam ramalan cuaca karena memperlihatkan, perubahan apa yang sedang terjadi dalam atmosfer.
Awan itu sendiri tidak memberitahu kita terlalu banyak. Ahli cuaca harus mengetahui bagaimana ia telah berkembang dengan berubah atau pecah pada umumnya, kemungkinan ada hujan lebih besar kalau awan tinggi yang terpisah menjadi tambah tebal, bertambah jumlahnya dan dasar awan lebih rendah (Wisnubroto, 1981).
Awan dapat terdiri dari butir-butiran, kristal-kristal es, atau kombinasi keduannya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik yang memungkinkannya dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan butir air ( Black, 1991).

Baca Juga :   Rumah Adat Batak: Bangunan yang Mengandung Makna Spiritual dan Kebijaksanaan

Awan terbagi dalam four golongan yaitu awan tinggi, awan menangah, awan rendah, dan awan yang membumbung keatas. Tiap golongan awan ini terbagi lagi dalam beberapa jenis menurut ketinggian dan bentuk awan tersebut misalnya cirrus, alto cumulus, nimbo stratus, cumulus nimbus, dan lain sebagainya. Awan merupakan salah satu jenis hydrometer, jenis hydrometer yang lain adalah kabut, hujan lembut, hujan merata, hujan setempat, dan salju. Jenis-jenis hujan tergantung dari jenis-jenis awan yang merupakan sumbernya (Handoko, 1995).

Pengertian Awan

Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna putih disebabkan karena Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda. Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah seluruh komponen sinar matahari.

Pembauran sinar dengan panjang gelombang yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Secara worldwide, sistem perawanan memang berperan untuk menyaring, mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pendaran radiasi matahari dari awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat dibanding tidak ada awan sama sekali.

Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah besar atau kecilnya radiasi matahari yang datang. Tergantung tipe awannya. Lapisan awan yang tipis dan awan yang tersebar akan memantulkan sinar matahari yang datang serta meningkatkan pembauran radiasi. Sebaliknya, awan yang tebal akan mengurangi bauran itu. Miliaran butiran air atau kristal es yang melayang-layang di udara menyusun awan-awan itu. Berikut ini adalah tipe-tipe dan bagaimana mereka terbentuk.

Teori Pembentukan Awan

Baca Juga :   Kenapa Kita Harus Peduli Dengan Budaya?

Dalam pembentuukan awan bnyak teori yang melandasinya antara lain:

Teori Tumbukan dan Penyatuan

Uap air di permukaan bumi akan berpindah secara horizontal dan vertikal, secara horizontal air berpindah dikarenakan adanya angin,sedangkan secara vertical air berpindah apabila ada gaya yang mendorong massa udara ke atas (up-draff), setelah sampai di atas maka terjadilah tumbukan antara butir yang kecil dan besar. Kemudian terjadilah penyatuan dan kondensasi atau perubahan dari uap air menjadi fase cair (pengkristalan) dan terbentuklah awan.

Teori Bergeron (teori kristal es)

Teori ini berlaku untuk awan dingin (di bawah 0 derajat) yang terdiri dari kristal es dan air lewat dingin (air yang suhunya di bawah 0 derajat celcius tetapi belum membeku). Perbedaan tekanan uap di sekitar butir-butir air dan di sekitar partikel es (eair>e es) mengakibatkan butir-butir air mengembun di sekitar partikel-partikel es. Partikel ini menyebabkan kristal es menjadi besar. Jika berat butir hujan ini telah melampaui daya dorong ke atas maka akan jatuh sebagai hujan. Pembentukan hujan demikian sering terjadi di daerah ekstra tropika atau pada awan cumulus yang tumbuh menjadi cumulonimbus, dengan puncak awan berada di bawah titik beku.

Sifat-sifat butiran awan yaitu

Tidak semua awan yang terbentuk berpotensi menjadi hujan
Awan yang berpotensi hujan adalahjika berdiameter > 50 μ dan mempunyai kecepatan jatuh 70 cm/sec. Kecepatanjatuh berhubungan dengan up-draff (uf), apabila uf = g , maka tidak terjadi hujan, dan apabila uf < g maka akan terjadi hujan.

Jika sebuah awan tumbuh secara kontinu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0 0C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu -40 0C bahkan lebih rendah lagi.

Baca Juga :   Disintegrasi Sosial adalah

Proses Terbentuknya Awan

Awan terbentuk jika quantity udara lembab mengalami pendinginan sampai dibawah temperatur titik embunnya. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan.

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan dua cara:

Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya.

Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan. Berat titik-titik air dalam awan boleh mencapai beberapa jutaan, namun biasanya saiz (isipadu) awan adalah amat besar, jadi ketumpatan awan sebenarnya adalah cukup rendah untuk membolehkan angin di bawah dan di dalam awan menyokongnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *