Mengungkap Misteri Nekara dan Moko: Peninggalan Sejarah Berharga dari Masa Lalu Indonesia

Anams.id Hi guys, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang peninggalan sejarah Nekara dan Moko di Indonesia. Kedua benda ini berasal dari zaman logam atau perunggu dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Nekara dan Moko menjadi sumber informasi tentang kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masa lalu.

Selain itu, Nekara dan Moko memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk kegiatan upacara keagamaan, politik, dan budaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian, fungsi, dan penemuan Nekara dan Moko di berbagai wilayah Indonesia. Mari kita mulai pembahasannya.

Pengertian Nekara dan Fungsinya

Nekara merupakan sebuah peninggalan zaman logam atau perunggu yang berbentuk gendang perunggu persis seperti dandang berpinggang dan Nekara memiliki selaput suara berupa logam atau perunggu di bagian tengahnya. Biasanya Nekara memeliki banyak ukiran-ukiran berbentuk bintang seperti harimau, burung, rusa, gajah, merak, kuda, dan katak. Nekara berasal dari zaman perunggu atau zaman logam dan memiliki fungsi sebagai benda untuk kegiatan upacara, sebagai mas kawin, dan lain-lain.

Fungsi Nekara

Fungsi nekara antara lain sebagai alat komunikasi, upacara, dan simbol keagamaan. Selain itu Nekara juga berfungsi menjadi kode bahaya atau kode perang serta sebagai tanda status sosial, perangkat upacara, dan karya seni yang mempunyai daya magis religius. Nekara perunggu yang ditemukan di sekitar daerah Indonesia memiliki bentuk seperti beberapa orang yang sedang menari yang memakai hiasan bulu burung dan terdapat hiasan gambar perahu. Hiasan perahu pada nekara diduga adalah perahu jenazah yang berisi mayat.

Baca Juga :   Rumah Adat Banten: Sulah Nyanda, Bangunan Vernakular yang Mempesona

Pengertian Moko dan Fungsinya

Moko adalah peninggalan sejarah yang memiliki fungsi yang sama dengan Nekara. Bedanya moko dan nekara yaitu dalam pengucapan nama yang berbeda di tiap-tiap daerahnya. Beberapa peninggalan berupa Moko atau Nekara berhasil ditemukan di berbagai daerah seperti Pulu Alor, Jawa, Nusa Tenggara, Pulau Roti, Maluku, dan Flores.

Di daerah Manggarai (Flores), Moko disebut “gendang gelang” atau “tambur”, sementara di daerah Jawa, Moko disebut “tamra” atau “tambra”. Moko banyak disebut Moko Malay oleh masyarakat yang ada Di Pulau Roti, yang memiliki arti sebuah pulau besar dari Malaya, dan Moko juga disebut “tifa guntur” oleh masyarakat di Maluku. Pada dasarnya Moko hanya dimiliki oleh kepala suku yang kemudian diteruskan kepada anak laki-lakinya.

Penemuan Nekara dan Moko di Berbagai Wilayah

Nekara dan Moko banyak ditemukan di beberapa wilayah Indonesia seperti di Jawa, Sumatera, Bali, Kepulauan Kei, Selayar, dan Roi. Bali merupakan daerah yang paling banyak ditemukan Nekara, lebih persisnya di daerah dekat Manuaba, Pejeng.

Penemuan tersebut dinamai Bulan Pejeng atau biasa disebut Nekara Pejeng, peninggalan ini mempunyai tinggi mencapai 2 meter, yang juga memiliki bidang pukul sekitar 1,6 meter. Bulan Pejeng tersebut masih disimpan rapat di di Pura Penataran Sasih dan sampai sekarang masyarakat sekitar masih memerlakukan benda tersebut menjadi benda keramat.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Nekara dan Moko adalah peninggalan sejarah yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kedua benda ini menjadi sumber informasi tentang kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masa lalu.

Fungsi Nekara dan Moko sebagai benda untuk kegiatan upacara keagamaan, politik, dan budaya memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai yang dipegang pada masa itu. Penemuan Nekara dan Moko di berbagai wilayah Indonesia juga memberikan informasi tentang keragaman budaya dan kesenian masyarakat Indonesia.

Baca Juga :   Kebijakan Otonomi Daerah Pada Era Reformasi Hingga Kini

Sebagai bangsa yang mencintai sejarah dan budaya, kita seharusnya menjaga dan melestarikan Nekara dan Moko sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya. Semoga dengan mengetahui tentang peninggalan sejarah Nekara dan Moko ini, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan budaya Indonesia.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *