Masa Kecil Nabi Ibrahim: Perjalanan Dari Penyembah Berhala Menuju Pembawa Dakwah Tauhid

Nabi Ibrahim a.s.

Anams.id – Siapa yang tidak kenal dengan Nabi Ibrahim? Nabi yang memiliki peran penting dalam sejarah agama Islam ini memiliki perjalanan hidup yang sangat inspiratif. Salah satu kisah menarik dari Nabi Ibrahim adalah bagaimana ia bisa keluar dari lingkaran kesyirikan dan akhirnya menjadi pembawa dakwah tauhid. Yuk, simak perjalanan hidup Nabi Ibrahim!

Latar Belakang Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim hidup pada zaman yang sangat jauh sebelum datangnya agama Islam. Pada masa itu, kepercayaan yang berkembang di kalangan masyarakat adalah penyembahan berhala dan dewa-dewa lainnya. Nabi Ibrahim sendiri lahir di kota Ur, di tengah-tengah keluarga yang memuja berhala.

Namun, sejak kecil Nabi Ibrahim sudah menunjukkan kecintaan dan kesungguhannya dalam beribadah kepada Allah. Ia terus mencari kebenaran dan hidayah dari Allah, hingga akhirnya Allah memberikan petunjuk kepadanya dan menjadikannya sebagai rasul-Nya.

Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Ibrahim memimpin perjuangan untuk mengajak manusia meninggalkan penyembahan berhala dan kembali kepada kepercayaan yang sebenarnya, yaitu kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa.

Sebagai seorang nabi, Nabi Ibrahim dikenal sebagai tokoh yang sabar, penuh kasih sayang, dan gigih dalam menegakkan kebenaran. Dalam agama Islam, Nabi Ibrahim dianggap sebagai salah satu nabi besar yang diberikan mukjizat dan dijadikan teladan bagi umat manusia.

Nabi Ibrahim bapak para Nabi

Nabi Ibrahim memiliki beberapa anak dan cucu yang juga menjadi nabi. Anaknya yang paling terkenal adalah Nabi Ismail, yang merupakan putranya bersama Hajar. Nabi Ismail juga dianggap sebagai bapak dari bangsa Arab dan salah satu nabi terkemuka dalam sejarah Islam.

Baca Juga :   Mengungkap Misteri Nekara dan Moko: Peninggalan Sejarah Berharga dari Masa Lalu Indonesia

Selain itu, Nabi Ibrahim juga memiliki putra lain bernama Ishaq, yang kemudian menjadi bapak dari Nabi Ya’kub. Nabi Ya’kub kemudian memiliki 12 putra yang menjadi bapak-bapak suku di Israel. Cucu Nabi Ibrahim yang juga menjadi nabi adalah Nabi Luth dan juga anak perempuan dari Nabi Luth adalah ibunda dari Nabi Ayyub a.s..

Masa Kecil Nabi Ibrahim: Dari Penyembah Berhala Menuju Pembawa Dakwah Tauhid

Di masa kecilnya, Nabi Ibrahim dan kaumnya adalah penyembah berhala. Ayahnya sendiri merupakan pembuat patung berhala, nama dari Ayah Nabi Ibrahim a.s. adalah Azhar. Namun, Nabi Ibrahim menyadari bahwa penyembahan berhala adalah suatu kesalahan dan mencoba mengingatkan ayahnya untuk tidak lagi membuat patung berhala.

Dalam perjalanan menuju dewasa, Nabi Ibrahim berinisiatif untuk menghancurkan semua berhala yang dimiliki oleh kaumnya, hingga menyisakan satu patung berhala yang besar. Karena peristiwa tersebut, Raja Namrud yang memerintah saat itu menjatuhkan hukuman kepadanya yaitu dibakar hidup-hidup. Tapi pada akhirnya atas kuasa ALllah SWT api yang membara tersebut menjadi dingin.

Dakwah Tauhid: Perjalanan Misi Agama Nabi Ibrahim

Setelah berhasil keluar dari lingkaran kesyirikan, Nabi Ibrahim menjadi seorang pembawa dakwah tauhid. Dalam menjalankan dakwahnya, Nabi Ibrahim mengajak ayahnya dan masyarakat sekitarnya untuk keluar dari kesesatan dan memeluk keimanan yang benar. Pertama kali Nabi Ibrahim melakukan dakwah yaitu kepada ayahnya sendiri.

Nabi Ibrahim menjadi seorang hamba Allah yang menghapus kesyirikan dan menghilangkan kebatilan-kabatilan yang sesat. Sejak masa kecil memang Nabi Ibrahim a.s. sudah sangat gigih karena anugerah yang diberikan Allah SWT. Beliau diangkat menjadi Rasul, dan Allah memilihnya sebagai kekasih Allah pada masa berikutnya. Semua ini membuat Nabi Ibrahim menjadi teladan bagi umat manusia dalam menegakkan kebenaran dan berdakwah di jalan Allah.

Baca Juga :   Jejak Sejarah Suku Jawa: Dari Kerajaan Turki Hingga Kerajaan Keling

Pentingnya Memperhatikan Aspek Pendidikan dalam Parenting ala Nabi Ibrahim

Sebagai seorang nabi, Nabi Ibrahim memiliki banyak ajaran dan nilai yang bisa dijadikan panutan, termasuk dalam hal parenting. Meski tidak secara langsung diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Hajar, namun sikap dan perilaku Nabi Ismail yang gemar belajar dan berpikir rasional bisa menjadi contoh bagi para orang tua dalam mengasuh anak.

Berbicara mengenai parenting ala Nabi Ibrahim, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah aspek pendidikan. Sebagaimana pada sebuah kisah di mana Nabi Ismail belajar bahasa Arab dari para kaum Jurhum, ini menunjukkan bahwa Nabi Ismail memiliki semangat belajar yang tinggi. Ini bisa dijadikan contoh bagi para orang tua untuk mendorong anak-anak mereka agar senantiasa memperdalam ilmu dan berusaha menjadi yang terbaik di bidang yang diminati.

Selain semangat belajar yang tinggi, pola berpikir rasional dan konseptual yang dimiliki Nabi Ismail juga bisa menjadi teladan dalam hal parenting. Ketika Nabi Ismail mengambil keputusan dalam fenomena penyembelihan qurban, ia berpikir secara rasional sekaligus konseptual. Hal ini membuktikan bahwa pola berpikir seperti itu bisa memunculkan ide-ide kreatif dan solusi yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah.

Dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, kita bisa mengambil hikmah bahwa sebagai orang tua, kita perlu memperhatikan aspek pendidikan dalam mengasuh anak-anak. Kita harus mendorong anak-anak kita untuk senantiasa belajar dan berpikir rasional, serta memberikan contoh yang baik bagi mereka. Dengan demikian, kita bisa membentuk anak-anak yang cerdas, kreatif, dan memiliki akhlak yang baik seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Itulah kisah masa kecil Nabi Ibrahim yang menginspirasi banyak orang untuk berjuang mencari kebenaran, meninggalkan kesesatan dan berdakwah tauhid kepada sesama manusia. Meskipun ia berasal dari keluarga penyembah berhala, namun Nabi Ibrahim berhasil menghadapi tantangan dan menemukan jalan yang benar. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran dan motivasi bagi kita semua untuk tetap mengikuti jalan yang lurus dan menjauhi kesesatan***

Baca Juga :   Surah yang menjelaskan tentang larangan untuk melakukan berapakain, makan, dan minum secara berlebihan adalah..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *