Hukum Fisika Archimedes

ANAMS.ID – Kali ini kita akan membahas terkait “Hukum Fisika Archimedes”
Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait “Hukum Fisika Archimedes” agar supaya bermanfaat bagi pembaca
Simak artikel “Hukum Fisika Archimedes” dengan baik untuk mendapatkan keseluruhan insightnya.

Hukum fisika Archimedes

Rumus fisika yang digunakan dalam hukum / daya apung Archimedes

Ketika tubuh berada di dalam air, air di bagian atas mendorong tubuh ke bawah dan air di bagian bawah mendorong tubuh ke atas. kekuatan apung:

Rumus fisika

Informasi:

(rho) = massa jenis air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2),
V = volume benda yang direndam dalam air (m3),
a = luas permukaan tubuh (m2),
h = h2 – h1 = perbedaan kedalaman fluida di atas dan di bawah benda yang direndam dalam air (m)

Cairan (air) pada kedalaman h2 memiliki tekanan atau gaya dorong yang lebih besar daripada cairan (air) pada kedalaman h1. Perbedaan tekanan atau gaya dorong menciptakan gaya keseluruhan yang diarahkan ke atas. Cairan (air) di sebelah kanan dan kiri benda memiliki kedalaman yang sama sehingga gaya totalnya nol.

 

Kesetimbangan Benda Terapung

Kesetimbangan Benda Terapung

Berbicara tentang keseimbangan benda terapung, kita akan mengacu pada prinsip Archimedes, yaitu: “Gaya apung yang bekerja pada benda yang dicelupkan ke dalam fluida sebanding dengan berat fluida yang bergerak dari benda tersebut, dan bereaksi terhadap usaha yang dilakukan. Tekanan ke atas melalui pusat volumenya.” Atau mudah dikenali dengan suara: “Gaya apung memiliki jumlah yang sama dengan berat cairan yang dipindahkan oleh tubuh dan diarahkan secara vertikal ke atas.”

Suatu benda dikatakan stabil jika kembali ke posisi setimbang semula ketika benda tersebut mengalami gangguan (bahkan sedikit). Untuk benda terapung, masalah stabilitas lebih kompleks karena jika benda berputar, posisi pusat daya apung dapat berubah

Baca Juga :   Rumus Kapasitor

Prinsip keseimbangan

Berdasarkan prinsip keseimbangan benda terapung, kita juga mempersepsikan adanya titik pusat M yang merupakan titik temu garis-garis yang bekerja pada gaya apung sebelum dan sesudah benda berotasi atau titik potong antara sumbu vertikal dan sumbu vertikal melewati pusat daya apung * ketika menempati posisi barunya (ketika dimiringkan).

Keadaan kestabilan benda yang tenggelam dan mengambang dapat diketahui berdasarkan ketinggian metacenter (M).

Jadi objek mengambang akan berkata:

Stabil, jika titik M (metacenter) lebih tinggi dari titik G (gravitasi) atau berat benda terapung berada di bawah dan pusat gravitasi tepat di bawah pusat apung B (buoyancy).
Tidak stabil, jika titik M (metacenter) lebih kecil dari titik G (gravitasi).

Jika suatu benda terapung dinaikkan dan diturunkan secara vertikal, maka benda tersebut akan kembali ke posisi semula atau semula. Skala kesetimbangan untuk benda terapung adalah GM (metrik tinggi) yang merupakan jarak antara pusat gravitasi dan pusat utama. Oleh karena itu, semakin lebar GM, semakin stabil tubuh mengambang.

Rumus awal untuk daya apung dapat ditentukan sebagai:

Fa = F2 – F1
= h2 x A x g x – g x h1 x A x
= (h2- h1) g x A x
= h x A x g x
= V x g x
(Karena A h = V adalah volume benda yang dicelupkan ke dalam zat cair)

Perhatikan bahwa x V = Mf adalah massa fluida yang dipindahkan oleh benda Vbf g = Mf x g adalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Jadi gaya apung Fa yang diberikan oleh fluida pada benda adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum Archimedes: gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Fa = Mf x g
Fa = Vbf x x g
Fa = gaya apung
g = gravitasi
Vbf = volume benda yang tecelup
= massa jenis fluida

Baca Juga :   Cara Kerja dan Prinsip Kapasitor

Itulah artikel terkait Hukum Fisika Archimedes. semoga bermanfaat***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *