Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar
Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar

Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar adalah sebuah Kesultanan dan wilayahnya sekarang termasuk dalam provinsi Kalimantan Selatan Indonesia. Jangkauan Banjar terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar

Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia. Pulau ini menjadi “jantung” nusantara. Luas wilayahnya mencapai 940.000 kilometer persegi, 736.000 kilometer persegi milik Republik Indonesia. Prestasi hutan sangat besar dan termasuk produksi kayu berkualitas tinggi, rotan, resin, dan banyak lagi. Tanahnya memiliki iklim yang sangat lembab dan mengandung batu bara, minyak tanah, besi, intan, emas, dan platina. Ada banyak sungai besar yang menjadi sumber kemakmuran dan pembangunan ekonomi, seperti sungai Kapuas, Barito dan Mahakam.

Islam masuk ke Kalimantan pada abad ke-15. Dahulu kala, Raden Paku atau Sunan giri berlayar ke Kalimantan dan mendarat di Pelabuhan Banjar. Dia datang sebagai pengkhotbah, membawa barang-barang di tiga kapal. Kedatangan Sunan Giri di Kalimantan diperkirakan sekitar tahun 1470 M.

Pulau ini memiliki sejarah yang hebat. Ada banyak area di dalamnya yang berubah dari waktu ke waktu. Mulai dari Hindu dan Budha hingga Islam. Artikel ini menjelaskan tentang kerajaan Kalimantan yang bergaya Islam, yaitu Kerajaan Banjar.

Kala itu, Kalsel masih berada di bawah kekuasaan Daha yang dipimpin Pangeran Sukarama. Dia memiliki tiga anak sendiri. Pangeran Mangkubumi, Pangeran Tumengun dan Putri Garoo. Lahirnya Kerajaan Banjar bermula dari konflik di Keraton Daha. Terjadi konflik antara Pangeran Samudera, pewaris sah Kerajaan Daha, dan pamannya, Pangeran Tumengun. Hikyat Seperti yang diceritakan dalam Banjarnya, ketika Raja Skalama merasa kematiannya sudah dekat, dia mempercayakan cucunya Raden Samudera untuk menggantikannya.

Tentu saja, dia tidak setuju dengan sikap keempat putranya, terutama Pangeran Tumengun yang sangat ambisius. Setelah kematian Skarama, putra sulungnya, Pangeran Mangkubumi, mengambil alih posisi tersebut. Saat itu, Pangeran Samudera baru berusia tujuh tahun. Pangeran Mangkubumi tidak bertahan lama karena dibunuh oleh pengawal yang dihasut oleh Pangeran Tumengun. Dengan wafatnya Pangeran Mangkubumi, Pangeran Tumengun naik tahta.

Baca Juga :   Jejak 6 Tokoh yang Menentukan Nasib Peristiwa Bandung Lautan Api

Raja – Raja / Sultan Kerajaan Banjar

Sultan-sultan yang pernah memimpin dalam kerajaan Banjar, ada sumber yang mengatakan bahwa sultan berjumlah sembilan belas, tetapi sumber lain mengatakan bahwa sultan yang memimpin berjumlah hingga dua puluh tiga hingga kini, mereka yaitu:

(1520-1546) Sultan Suriansyah.

(1546-1570) Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah.

(1570-1595) Sultan Hidayatullah I bin Rahmatullah.

(1595-1641) Sultan Mustain Billah bin Sultan Hidayatullah I.

(1641-1646) Sultan Inayatullah bin Sultan Mustain Billah.

(1646-1660) Sultan Saidullah bin Sultan Inayatullah.

(1660-1663) Sultan Ri’ayatullah bin Sultan Mustain Billah.

(1663-1679) Sultan Amrullah Bagus Kasuma bin Sultan Saidullah.

(1663-1679) Sultan Agung/Pangeran Suria Nata (ke-2) bin Sultan Inayatullah.

(1679-1700) Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Suria Angsa/Saidillah bin Sultan Saidullah.

(1700-1717) Sultan Tahmidullah I/Panembahan Kuning bin Sultan Amrullah/Tahlil-lullah.

(1717-1730) Panembahan Kasuma Dilaga.

(1730-1734) Sultan il-Hamidullah/Sultan Kuning bin Sultan Tahmidullah I.

(1734-1759) Sultan Tamjidullah I bin Sultan Tahmidullah I.

(1759-1761) Sultan Muhammadillah/Muhammad Aliuddin Aminullah bin Sultan Il-Hamidullah/Sultan Kuning.

(1761-1801) Sunan Nata Alam (Pangeran Mangkubumi) bin Sultan Tamjidullah I.

(1801-1825) Sultan Sulaiman al-Mutamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah II bin Tahmidullah II.

(1825-1857) Sultan Adam Al-Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al-Mutamidullah.

(1857-1859) Sultan Tamjidullah II al-Watsiq Billah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman bin Sultan Adam.

(1859-1862) Sultan Hidayatullah Halilillah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman bin Sultan Adam.

(1862) Pangeran Antasari bin Pangeran Mashud bin Sultan Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah.

(1862-1905) Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.

(2010) Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah bin Gusti Jumri bin Gusti Umar bin Pangeran Haji Abubakar bin Pangeran Singosari bin Sultan Sulaiman al-Mu’tamidullah.

Baca Juga :   Pengertian Pembangunan Adalah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *