Pengertian Pengendalian Sosial Adalah
Pengertian Pengendalian Sosial Adalah

Pengertian Pengendalian Sosial Adalah

anams.id – Pengendalian sosial merupakan mekanisme buat menghindari penyimpangan sosial serta mengundang dan memusatkan warga buat berperilaku serta berperilaku cocok dengan norma serta nilai- nilai yang berlaku.

Dengan terdapatnya kontrol sosial yang baik diharapkan bisa meluruskan anggota warga yang berperilaku menyimpang ataupun tidak taat.

Penafsiran pengendalian sosial bagi para sosiolog, antara lain selaku berikut:

  • Horton

Pengendalian sosial merupakan segenap metode serta proses yang ditempuh oleh sekelompok orang ataupun warga, sehingga para anggotanya bisa berperan cocok harapan kelompok ataupun warga.

  • Joseph S. Roucek

Pengendalian sosial merupakan sesuatu sebutan kolektif yang mengacu pada proses terencana maupun tidak terencana yang mengarahkan, membujuk ataupun memforsir orang buat membiasakan diri dengan kebiasaan- kebiasaan serta nilai- nilai kelompok.

  • Peter L. Berger

Pengendalian sosial merupakan bermacam metode yang digunakan oleh warga buat menertibkan anggota- anggotanya membangkang.

  • Rifhi Siddiq

Pengendalian sosial merupakan sesuatu metode ataupun tata cara yang dicoba kepada orang maupun kelompok supaya sikap serta tindakannya cocok dengan nilai serta norma sosial yang dianut warga tersebut.

Macam- macam Pengendalian Sosial

Bersumber pada Waktu

  • Aksi Preventif

Pengendalian sosial yang dicoba saat sebelum terbentuknya penyimpangan sosial. Perihal ini bertujuan buat melaksanakan aksi penangkalan terhadap mungkin terbentuknya pelanggaran- pelanggaran terhadap norma- norma sosial. Contohnya, guru menasihati murid supaya tidak terlambat tiba ke sekolah.

  • Aksi Represif

Pengendalian sosial yang dicoba sehabis terbentuknya penyimpangan sosial. Perihal ini bertujuan buat mengembalikan keserasian yang sempat tersendat sebab terbentuknya sesuatu pelanggaran dengan metode menjatuhkan sanksi cocok dengan pelanggaran yang dicoba. Contohnya, sanksi skors diberikan kepada siswa yang kerap melanggar peraturan.

  • Aksi Kuratif

Pengendalian sosial yang bertabiat kuratif merupakan pengendalian sosial yang dicoba pada dikala terjalin penyimpangan sosial. Contohnya, seseorang guru menegur serta menasihati siswanya sebab ketahuan menyontek pada dikala ulangan. Bertujuan buat berikan penyadaran kepada sikap serta berikan dampak jera.

Bersumber pada Metode ataupun Perlakuan Pengendalian Sosial

  • Aksi Persuasif

Pengendalian sosial yang dicoba tanpa kekerasan misalnya lewat metode mengajak, menasihati ataupun membimbing anggota warga supaya berperan cocok dengan nilai serta norma warga. Metode ini dicoba lewat lisan ataupun simbolik.

  • Aksi Koersif
Baca Juga :   Kerajaan Tarumanegara Adalah

Pengendalian sosial yang dicoba dengan memakai paksaan ataupun kekerasan, baik secara kekerasan raga ataupun juga psikis. Contoh pengendalian sosial koersif merupakan penertiban orang dagang kaki 5 di trotoar jalur yang dicoba oleh satuan polisi pamong praja ataupun Satpol PP dengan metode memecahkan serta mengganggu tempat berniaga serta mengangkat beberapa barang kepunyaan orang dagang.

  • Metode kompulsif( compultion)

Metode pengendalian dengan metode menghasilkan suasana sedemikian rupa sehingga seorang terpaksa taat ataupun mengganti perilakunya yang menciptakan keptuhan secara tidak langsung.

Bersumber pada Pelakon Pengendalian Sosial

  • Pengendalian Pribadi

Pengaruh yang tiba dari orang ataupun tokoh tertentu( panutan). Pengaruh ini bisa bertabiat baik ataupun juga kurang baik.

  • Pengendalian Institusional

Pengaruh yang ditimbulkan dari terdapatnya sesuatu institusi ataupun lembaga. Pola sikap lembaga tersebut tidak cuma mengawasi para anggota lembaga itu saja, hendak namun pula mengawasi serta mempengaruhi terhadap kehidupan warga di dekat lembaga tersebut terletak.

Misalnya kehidupan para santri di pondok pesantren hendak menjajaki ketentuan, baik dalam perihal baju, tutur sapa, perilaku, pola pikir, pola tidur, serta sebagainya. Dalam perihal ini, pengawasan serta pengaruh dari pondok pesantren tersebut tidak cuma terbatas pada para santrinya saja, tetapi pula kepada warga di dekat pondok pesantren.

  • Pengendalian Resmi

Pengendalian ataupun pengawasan sosial yang dicoba oleh lembaga formal negeri cocok peraturan perundang- undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas serta mengikat. Pengendalian formal dicoba oleh aparat negeri, semacam kepolisian, satpol PP, kejaksaan, maupun kehakiman buat mengawasi ketaatan masyarakat warga terhadap hukum yang sudah diresmikan.

  • Pengendalian Tidak Resmi

Pengendalian ataupun pengawasan sosial yang dicoba tanpa rumusan ketentuan yang jelas ataupun tanpa sanksi hukum yang tegas. Walaupun demikian, pengendalian tidak formal pula mempunyai daya guna dalam mengawasi ataupun mengatur sikap warga. Perihal ini disebabkan sanksi yang diberikan kepada pelakon penyimpangan berbentuk sanksi moral dari warga lain, misalnya dikucilkan ataupun apalagi diusir dari lingkungannya. Pengendalian tidak formal dicoba oleh tokoh warga, tokoh adat, maupun tokoh agama yang mempunyai kharisma serta ditatap selaku panutan warga.

Bentuk- bentuk Pengendalian Sosial

Banyak sekali bentuk- bentuk pengendalian sosial yang dicoba oleh warga buat menghindari terbentuknya sikap menyimpang, ialah:

  • Gosip

Gosip kerap pula diistilahkan dengan desas- desus. Gosip ialah memperbincangkan sikap negatif yang dicoba oleh seorang tanpa didukung oleh kenyataan yang jelas. Gosip bisa menyebar dari mulut ke mulut sehingga nyaris segala anggota warga ketahui serta ikut serta dalam gosip. Misalnya gosip tentang perselingkuhan yang dicoba oleh Sang A dengan Sang B. gosip semacam ini dalam waktu pendek hendak lekas menyebar. Masyarakat warga yang sudah mendengar gosip tertentu hendak terbawa- bawa serta berlagak sinis kepada orang yang digosipkan. Sebab sifatnya yang laten, umumnya orang sangat melindungi supaya tidak jadi objek gosip.

  • Teguran
Baca Juga :   Pengertian Awan

Teguran umumnya dicoba oleh seorang ataupun sekelompok orang terhadap seorang ataupun sekelompok orang yang dikira melanggar etika serta/ ataupun mengusik kenyamanan masyarakat warga. Teguran ialah kritik sosial yang dicoba secara langsung serta terbuka sehingga yang bersangkutan lekas menyadari kekeliruan yang sudah diperbuat.

Di dalam tradisi warga kita teguran ialah sesuatu perihal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap sekelompok pemuda yang tidur sampai larut malam hingga larut malam sembari membuat kegaduhan yang mengusik ketentraman masyarakat yang lagi tidur, teguran yang dicoba oleh guru kepada pelajar yang kerap meninggalkan pelajaran, serta lain sebagainya.

  • Sanksi/ Hukuman

Pada dasarnya sanksi ataupun hukuman ialah imbalan yang bertabiat negatif yang diberikan kepada seorang ataupun sekelompok orang yang dikira sudah melaksanakan sikap menyimpang. Misalnya pemecatan yang dicoba terhadap polisi yang teruji sudah komsumsi serta mengedarkan narkoba, serta lain sebagainya.

Ada pula khasiat dari sanksi ataupun hukuman antara lain merupakan:( 1) buat menyadarkan seorang ataupun sekelompok orang terhadap penyimpangan yang sudah dicoba sehingga tidak hendak mengulanginya lagi, serta( 2) selaku peringatan kepada masyarakat warga lain supaya tidak melaksanakan penyimpangan.

  • Pendidikan

Pembelajaran ialah usaha sadar yang dicoba oleh seorang ataupun sekelompok orang buat pengaruhi seorang ataupun sekelompok orang supaya menggapai taraf kedewasaan. Lewat pendidikanlah seorang mengenali, menguasai, serta sekalian mempraktekkan sistem nilai serta sistem norma yang berlaku di tengah- tengah warga.

  • Agama

Agama mengarahkan kepada segala umat manusia buat melindungi ikatan baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, serta antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ikatan yang baik bisa dibina dengan metode melaksanakan seluruh perintah Tuhan serta sekalian menghindari seluruh larangan- Nya.

Lewat agama ditanamkan kepercayaan kalau melakukan perintah Tuhan ialah perbuatan baik yang hendak mendatangkan pahala. Kebalikannya, melanggar larangan Tuhan ialah perbuatan dosa yang hendak mendatangkan siksa. Dengan kepercayaan semacam ini, hingga agama memegang peranan yang sangat berarti dalam mengendalikan sikap kehidupan manusia.

  • Ostraisisme
Baca Juga :   Dari Jawa Hingga Melayu: 10 Suku Terbesar di Indonesia yang Menjadi Identitas Bangsa

Ostraisisme merupakan sesuatu wujud pengucilan. tujuannya merupakan supaya seorang ataupun kelompok yang bersangkutan tidak lagi mengulangi pelanggaran yang sempat di natural.

  • Fraundules

Fraudulens merupakan pengendalian social dengan jalur memohon dorongan pihak lain yang di anggap bisa menuntaskan permasalahan yang di hadapi.

  • Intimidasi

Intimidasi merupakan pengendalian social yang dicoba dengan metode memencet, memforsir, meneror ataupun menakut- nakuti, dll.

Ciri-Ciri Pengendalian Sosial

  1. Pengendalian sosial selaku sesuatu metode, tata cara ataupun tekhnik tertentu yang dipergunakan warga buat menanggulangi maupun menghindari terbentuknya penyimpangan sosial
  2. Pengendalian sosial dipergunakan buat mewujudkan keselarasan antara stabilitas dengan pergantian yang terus menerus terjalin dalam sesuatu masyarakat
  3. Pengendalian sosial bisa dicoba oleh kelompok terhadap kelompok lain, ataupun oleh sesuatu kelompok terhadap individu
  4. Pengendalian sosial dicoba secara timbal balik walaupun tidak disadari oleh kedua belah pihak.

Tujuan serta Manfaat dari Pengendalian Sosial

Ada pula tujuan dari pengendalian sosial, ialah:

  • Supaya bisa terwujud keserasian serta ketenteraman dalam warga.
  • Supaya pelakon penyimpangan bisa kembali mematuhi norma- norma yang berlaku.
  • Supaya warga ingin mematuhi norma- norma sosial yang berlaku baik dengan pemahaman sendiri ataupun dengan paksaan.

Manfaat pengendalian sosial:

  • Mempertebal kepercayaan warga terhadap norma sosial, kalau hidup di dalam warga tidak dapat sekarepe dewe namun wajib disesuaikan dengan norma sosial, bukan normanya sendiri.
  • Membagikan imbalan kepada kepada masyarakat yang mentaati norma, untuk orang yang mentaati norma memperoleh pujian( imbalan positif) serta untuk yang melanggar menemukan sanksi( imbalan negatif).
  • Meningkatkan rasa malu, rasa malu ini telah terus menjadi lenyap di warga kita, sekalipun para pelakon penyimpang sosial ini suka dipamerkan di tv( menunjukkan wajah pelakon), tetapi senantiasa saja korupsi, pelanggaran serta kejahatan yang lain terus menjadi bertambah.
  • Meningkatkan rasa khawatir, pelanggaran sosial yang dicoba oleh orang ataupun kelompok wajib mendaptkan sanksi yang tegas.
  • Menghasilkan sistem hukum. Pelanggaran sosial apa juga wujudnya serta siapa juga pelakunya wajib memperoleh hukuman.

Lembaga- lembaga Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial itu bisa dicoba oleh:

  • Polisi

Polisi selaku aparat negeri, bertugas memelihara keamanan serta kedisiplinan, menghindari serta menanggulangi sikap menyimpang. Kedudukan Polisi bukan cuma menangkap, menyidik, serta menyerahkan pelakon pelanggaran ke lembaga lain semacam Kejaksaan, namun pula membina serta mengadakan penyuluhan terhadap orang yang berperilaku menyimpang dari hukum.

  • Identitas Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial selaku sesuatu metode, tata cara ataupun tekhnik tertentu yang dipergunakan warga buat menanggulangi maupun menghindari terbentuknya penyimpangan sosial

Pengendalian sosial dipergunakan buat mewujudkan keselarasan antara stabilitas dengan pergantian yang terus menerus terjalin dalam sesuatu masyarakat

Pengendalian sosial bisa dicoba oleh kelompok terhadap kelompok lain, ataupun oleh sesuatu kelompok terhadap individu

Pengendalian sosial dicoba secara timbal balik walaupun tidak disadari oleh kedua belah pihak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *