Identifikasi karbohidrat dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida
Identifikasi karbohidrat dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida

Identifikasi karbohidrat dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida

ANAMS.ID – Kali ini kita akan membahas terkait “Identifikasi karbohidrat dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida”
Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait “Identifikasi karbohidrat dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida” agar supaya bermanfaat bagi pembaca
Simak artikel “Identifikasi karbohidrat dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida” dengan baik untuk mendapatkan keseluruhan insightnya.

Identifikasi karbohidrat

Karbohidrat dapat dipisahkan dan diidentifikasi dengan teknik kromatografi, namun ada beberapa uji kualitatif yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Tes Molisch Ogi
    Tes ini adalah tes yang paling umum untuk keberadaan karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Dalam pengujian ini, asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosida, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunannya. Furfural disulfatkan dengan alfa-naftol untuk menghasilkan cincin ungu kompleks (merah ungu), menunjukkan adanya karbohidrat.
  2. Tes Benediktus
    Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pereduksi. Hasil pengujian ini memberikan endapan warna hijau, kuning atau jingga-merah yang memberikan perkiraan yang mendekati kualitatif adanya sejumlah gula pereduksi.
  3. Tes barvoid
    Tes ini digunakan untuk membedakan antara monosakarida, polisakarida, dan monosakarida. Barfoed adalah reagen asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida dapat dihidrolisis untuk bereaksi lebih baik dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain, untuk membedakan monosakarida, oligosakarida, dan oligosakarida, tergantung berapa lama dipanaskan akan membentuk endapan oksida tembaga berwarna merah.
  4. Tes Bial
    Tes ini digunakan untuk menguji keberadaan gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan menghasilkan furfural yang mengembun dengan orsinol dan ion besi. Hasil pemanasan akan menghasilkan warna hijau kebiruan yang menunjukkan adanya gula pentosa.
  5. Tes Sliwanov Uji
    Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa mengalami dehidrasi lebih cepat daripada aldosa. Furfural akan mengembun dengan recorcinol (1,3-dihydroxybenzene) yang akan memberikan warna merah kompleks (cherry red).
  6. tes yodium
    Tes ini digunakan untuk menguji keberadaan gula. Komposisi warna biru menunjukkan adanya pati, dan warna merah menunjukkan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
Baca Juga :   Pengertian Terumbu Karang

Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida

monosakarida

Monosakarida adalah agen pereduksi karena adanya gugus karbonil. Biasanya dikenal dengan menambahkan akhiran ose (atau osa dalam bahasa Indonesia) di akhir kata, seperti glukosa (glukosa) dan juga fruktosa (fruktosa). Akhiran osa sering digunakan sebagai nama generik. Selain itu, klasifikasi monosakarida tergantung pada jumlah atom oksigen yang ada dalam senyawa tersebut.

Polisakarida adalah karbohidrat dengan molekul polimer yang terdiri dari banyak (lebih dari dua) rantai unit monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida dapat memiliki struktur linier dan bercabang. Polisakarida, misalnya, adalah selulosa (ditemukan pada dinding sel tumbuhan), kitin (ditemukan pada dinding sel jamur dan kulit serangga), dan glikogen (suatu bentuk cadangan makanan dalam tubuh).

Disakarida

Disakarida ini sangat penting untuk sediaan farmasi. Seperti sukrosa (gula), laktosa (gula susu), dan gentiobiose. Sukrosa adalah disakarida non-pereduksi karena tidak mengandung gugus aldehida bebas. Sukrosa adalah satu-satunya polisakarida yang ditemukan di banyak tanaman, jus tebu, dan jus buah dan tanaman lainnya.

Disakarida adalah karbohidrat yang terbentuk ketika dua monosakarida bergabung dengan ikatan glikosidik. Seperti monosakarida, disakarida larut dalam air. Tiga contoh umum adalah sukrosa (ditemukan dalam gula meja, terdiri dari glukosa dan fruktosa), laktosa (ditemukan dalam susu, terdiri dari glukosa dan galaktosa), dan maltosa (ditemukan dalam sereal dan makanan fermentasi, terdiri dari dua unit glukosa) .

polisakarida

Gula ini juga sering disebut sebagai senyawa non gula karena rasanya yang tidak manis. Polisakarida ini merupakan senyawa yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan unit monosakarida per molekul. Seperti pada polisakarida, unit polisakarida ini terikat bersama dalam bentuk glikosida dan juga dapat dipecah dengan hidrolisis. Polisakarida adalah polimer alami. Polisakarida ini diturunkan dari aldosa atau ketosa melalui polimerisasi kondensasi.

Baca Juga :   Memahami Bioma, Keunikan dan Keanekaragamannya di Seluruh Dunia

Monosakarida, juga disebut gula sederhana, adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat dan unit dasar karbohidrat karena mereka membentuk disakarida dan disakarida. Monosakarida tidak dapat dipecah menjadi senyawa gula yang lebih sederhana. Rumus umumnya adalah C H O. Monosakarida biasanya padatan kristal tidak berwarna yang larut dalam air. Contoh monosakarida adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa.

Itulah pembahasan terkait dan Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida. semoga bermanfaat***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *