Masyarakat Tradisional

Anams.id – Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang masih diatur oleh adat-istiadat lama. Kebiasaan adalah aturan-aturan yang tetap dan mencakup semua konsep sistem budaya yang mengatur tingkah laku atau tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, masyarakat adat hidup menurut cara dan adat lama yang diturunkan dari nenek moyang mereka. Kehidupan mereka sebagian besar tidak terpengaruh oleh perubahan yang datang dari luar lingkungan sosial mereka. Budaya komunal tradisional merupakan hasil adaptasi dengan lingkungan alam dan sosial sekitar tanpa menerima pengaruh dari luar (Ifzanul, 2010).

Menurut Ismail, 2010 menggambarkan berbagai aspek kehidupan, termasuk mengetahui dua sisi kehidupan masyarakat Indonesia: masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Pada awalnya masyarakat modern merupakan masyarakat tradisional yang mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh budaya luar dan budaya lain di luar suku bangsa itu sendiri. Akulturasi), dan yang disebut masyarakat modern lahir.

Masyarakat adat hidup di daerah pedesaan yang terletak di pedalaman, secara geografis jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Komunitas-komunitas ini disebut juga komunitas pedesaan atau masyarakat pedesaan. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, mempunyai hubungan erat dalam jangka waktu yang lama, dan kurang lebih mempunyai ciri-ciri tertentu. Istilah desa dapat mewakili arti yang berbeda tergantung dari sudut pandangnya. Desa umumnya memiliki tiga elemen:

  • Daerah dan tempat didefinisikan sebagai tanah yang meliputi wilayah, tempat dan batas-batas yang membentuk lingkungan geografis.
  • Populasi; meliputi jumlah, komposisi umur, komposisi mata pencaharian yang didominasi pertanian, dan pertumbuhannya.
  • tatanan kehidupan; serta pola dan pola pergaulan dan ikatan penduduk desa.

Fenomena kehidupan pedesaan mulai mengalami perubahan nilai, norma dan praktik, baik yang kita amati secara langsung maupun melalui media informasi, baik cetak maupun elektronik. aspek yang ada yang tidak lagi diabaikan oleh banyak penduduk desa. Saya ingin merasakan perubahan dalam hidup saya, baik secara ekonomi maupun sosial.

Baca Juga :   Pola dan Dampak Sosialisasi pada Masyarakat

Oleh karena itu, saya ingin tahu lebih banyak tentang masyarakat tradisional. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat judul “Perkembangan Masyarakat Adat di Indonesia”.

Ciri-ciri masyarakat tradisional

Tradisional berasal dari bahasa Latin “Traditum”, yang berarti “menular”. Misalnya, mewariskan sesuatu dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Emosional

Emosionalitas adalah hubungan antara orang-orang berdasarkan perasaan dan sifat-sifat seperti kasih sayang, bantuan, cinta, dan kesetiaan.

Difusi

Difusivitas menggambarkan sikap yang tidak berterus terang, terutama dalam hubungan interpersonal. Masyarakat tradisional masih menggunakan bahasa yang bertele-tele yang biasanya tidak berkaitan langsung dengan persoalan yang dihadapi.

obsesi

Partikularisme adalah hubungan yang berkaitan dengan sesuatu yang khusus yang berlaku pada tempat atau wilayah tertentu karena masih memiliki hubungan dengan perasaan subjektif dan kesatuan.

orientasi kelompok

Orientasi kelompok, yaitu pengaruh rasa haru, meningkatkan kerjasama dan solidaritas, tidak sombong, tidak sombong, tidak egois, dan berbeda pendapat.

teori yang mapan

Milik adalah ciri-ciri khusus yang tidak diperoleh melalui usaha yang disengaja, tetapi semua diperoleh dari kebiasaan dan kebutuhan.

Itulah pembahasan mengenai masyarakat tradisional, semoga bermanfaat***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *