Klasifikasi Protista: Protista Mirip Hewan

ANAMS.ID – Kali ini kita akan membahas terkait “Klasifikasi Protista: Protista Mirip Hewan”

Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait “Klasifikasi Protista: Protista Mirip Hewan” agar supaya bermanfaat bagi pembaca

Simak artikel “Klasifikasi Protista: Protista Mirip Hewan” dengan baik untuk mendapatkan keseluruhan insightnya.

Protista Mirip Hewan

Kata “protozoa” berasal dari kata Yunani “protos”, yang berarti “pertama”, dan “zoon”, yang berarti “binatang”. Mayoritas protozoa adalah makhluk eukariotik bersel tunggal yang sangat kecil. Protozoa mampu bertahan hidup di berbagai lingkungan, termasuk air tawar, air asin, air payau, dan bahkan tubuh makhluk multiseluler. Sel bertanggung jawab atas semua proses yang terlibat dalam mempertahankan hidupnya sendiri, dan ini dilakukan dengan bantuan organel seperti membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.

Beberapa protozoa berperan dalam penghancuran sisa-sisa makhluk yang telah binasa, sedangkan protozoa lainnya bersifat parasit di dalam tubuh organisme dan dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit tidur, malaria, dan disentri. Beberapa protozoa memiliki kehidupan soliter, sementara yang lain membentuk koloni besar. Protozoa juga dapat membentuk koloni.

Reproduksi aseksual pada protozoa terjadi dengan pembelahan biner dan pembentukan spora. Reproduksi seksual pada protozoa terjadi melalui konjugasi. Beberapa organisme ini memiliki kemampuan untuk bergerak melalui silia, flagela, dan kaki semu (Pseudopia), sedangkan yang lain tidak.

Singkatnya, protozoa dicirikan oleh kualitas-kualitas berikut:

  • Organisme yang uniseluler, atau terdiri dari satu sel.
  • Eukariotik (memiliki membran inti) (memiliki membran inti)
  • Baik hidup mandiri atau berkelompok yang disebut koloni.
  • Umumnya tidak dapat menyiapkan makanannya sendiri (heterotrof)
  • Parasit yang hidup bebas, pemakan tumbuhan dan hewan
  • Dapat mengembangkan kista untuk melindungi diri dari predator Alat gerak berupa pseudopia, silia, atau flagela
Baca Juga :   Belajar Mengetahui Mekanisme Pembentukan Tanaman Hibrida

Klasifikasi protozoa

  • Filum Protozoa dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan struktur gerakannya, yaitu sebagai berikut:
  • Kelas Rhizopoda (sarcodina) (sarcodina)
  • Kelas Ciliata Kelas Flagellata
  • Kelas sporozoa

Filum Rhizopoda

Bergerak menggunakan struktur yang disebut pseudopoda (pseudopodia), yang merupakan tonjolan bahan protoplasma dari sel dan berfungsi untuk menangkap mangsa. Hidup di lingkungan air tawar dan air asin, serta lingkungan lembab, dan beberapa bahkan menghuni tubuh hewan dan manusia. Reproduksi tanpa sperma atau telur, dilakukan dengan pembelahan biner dan perkembangan kista.

Amuba adalah spesies yang dapat dilihat dengan sedikit usaha. Stimulasi amuba oleh makanan menghasilkan pembentukan kaki semu, yang digunakan untuk bergerak. Makanannya mungkin bakteri, ganggang, atau bahkan sisa bahan organik. Ectoamoeba adalah bentuk amuba yang mampu bertahan hidup di luar tubuh hewan lain di lingkungan alaminya (hidup bebas). Contohnya adalah Amoeba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Ada spesies amuba yang dikenal sebagai Entamoeba yang hidup di dalam tubuh makhluk lain. Beberapa contoh Entamoeba adalah Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli.

Struktur tubuh amuba:

Membran sel adalah apa yang memberikan perlindungan bagi sel. Inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makan adalah contoh organel yang dapat ditemukan di dalam sel.

Membran sel atau membran plasma

  • Plasmalemma adalah nama lain untuk membran sel, dan fungsi utamanya adalah untuk melindungi protoplasma.
  • Ekstoplasma dan endoplasma adalah dua komponen sitoplasma yang berbeda. Ektoplasma adalah lapisan terluar dari sitoplasma, dan ditemukan di dekat membran plasma. Ektoplasma sering berbentuk granular dan dianggap sebagai komponen plasma. Ada nukleus, vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makan yang terkandung di dalam endoplasma. Inti sel bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan semua proses seluler yang terjadi.
  • rongga dengan gerakan berdenyut (Vakuola Kontraktil)
  • Rongga yang berdenyut berfungsi sebagai organ ekskresi untuk produk limbah yang dihasilkan dari pencernaan makanan. Selain itu, vakuola kontraktil memastikan bahwa tekanan osmotik di dalam sel dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi daripada tekanan osmotik di sekitarnya.
  • Rongga makanan (vakuola makanan)
    Ini adalah praktik umum untuk merujuk pada rongga makanan, yang juga disebut vakuola makanan, sebagai organ pencernaan. Makanan yang belum dicerna dikeluarkan melalui rongga yang berdenyut.
  • Lokasi kehidupan dan habitat alami
Baca Juga :   Pengertian dan Fungsi Paru-Paru yang Harus Diketahui

Itulah pembahasan artikel Klasifikasi Protista: Protista Mirip Hewan. semoga bermanfaat***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *