Epigrafi adalah
Epigrafi adalah

Epigrafi adalah

Buat ulasan kali ini kami hendak membahas mengenai Perintis Epigrafi yang dimana dalam perihal ini meliputi penafsiran menurut para pakar, tujuan serta tugas, nah supaya lebih bisa menguasai serta paham ikuti pembahasan sepenuhnya dibawah ini.

Penafsiran Perintis Epigrafi

Epigrafi dari bahasa Yunani yang berarti“ menulis”,“ prasasti” yaitu cabang arkeologi yang berupaya buat memperhitungkan benda tertulis dari masa lalu. Salah satunya contoh yakni prasasti. Prasasti ialah sumber fakta tertulis ( dalam wujud tulisan ataupun foto) di masa kemudian yang dapat membagikan data tentang peristiwa di masa kemudian, asal seseorang raja ataupun pemimpin ataupun silsilah ataupun kalender.

Penafsiran Epigrafi Bagi Para Ahli

Berikut ini ada sebagian penafsiran epigrafi bagi para pakar, terdiri atas:

Sir Thomas Stamford Bingley Rafles

Ia sudah mengumpulkan sebagian prasasti serta berupaya buat menerjemahkannya dengan dorongan beberapa pihak, semacam Panembahan Sumène serta beberapa orang Bali. Lewat Raffles, riset epigrafi mulai terbuka lebar di Indonesia. Ia merupakan prasasti Pucangan kirim ke Calcutta dikala prasasti itu ditemui pada masa pemerintahannya di Indonesia.

CJ van der Vlis

Ia mempelajari sebagian prasasti di lingkungan candi Sukuh serta Ceto. Dia dibantu oleh R. Ng. Ronggowarsito dalam riset ini.

RH Theodore Friedrich

Ini merupakan batu fondasi buat riset epigrafi sistematis. Sistematika yang disediakan oleh Friederich setelah itu digunakan oleh epigraf berikutnya, misalnya Kern serta Cohen.

Caspar Johan Hendrik Kern

Mengkaji serta menyamakan huruf Kawi dengan huruf yang terdapat di Indonesia. Dia merumuskan, kalau pesan Jawa, Sunda, Madura serta Bali ialah pengembangan langsung pesan Kawi.

Karel Frederik Holle

KFHolle upaya besar yang dicoba merupakan menyusun catatan abjad/ huruf yang ada di Indonesia selaku pengantar mengarah Palaeografi Indonesia. Di dalamnya dia bekerja pada pesan yang ditemui dalam prasasti, pesan masih digunakan di daerah- daerah di Indonesia, dan berupaya buat menciptakan wujud asli dari huruf- huruf dalam alfabet yang sebagian di India.

Baca Juga :   Karakteristik Benua Asia

Ia mengklasifikasikan wujud bersumber pada huruf. Bawah pengelompokan yang digunakan Holle tidak jauh berbeda dari Kern. Kelompok awal Kern( Kawi- Kamboja- Pali) oleh Holle disebut pola Kamboja, kelompok kedua Kern( Wenggi- Cera) oleh Holle diucap pola Calukya ataupun Wenggi, kecuali kalau masih terdapat satu pola yang lebih, ialah pola Nagari.

AB Cohen Stuart

Awal mulanya dia melaksanakan riset terhadap teks- teks sastra Kawi serta menulis hasil riset mereka, serta setelah itu ia tertarik pada prasasti. Bersama JJvan Limburg Brouwer dia mulai mempelajari 4 prasasti, prasasti Wukiran( Pereng), Kandangan, Wayuku( Dieng) serta Kinewu. Prasasti keempat diterbitkan cuma dalam wujud terjemahan interpretasi pengantar dari perkata tanpa prasasti.

Bisnis yang melaksanakan itu revisi penerbitan prasasti yang terdapat, registrasi kembali prasasti yang sempat ditemui di selama catatan rujukan kertas, proposal buat menerbitkan prasasti lengkap serta kepentingan unttuk merata lebih dekat. Kesimpulannya, dia menerbitkan suatu novel yang berisi kumpulan tulisan dalam wujud faksimili serta transkripsi.

Jan Laurens Andries Brandes

Hasil awal epigrafinya prasasti prasasti Kalasan serta Guntur. Dari kedua prasasti tersebut dia hingga pada kesimpulan kalau kala orang- orang India yang tiba ke Indonesia, mereka menciptakan suatu komunitas dengan budaya besar serta pula susunan pemerintahan yang legal sudah mulai tertib di Indonesia, proses hukum serta pengambilan keputusan selaku itu tidak terdapat di India.

NJ Chrome

Upaya dini krom di bidang epigrafi yang kembali ditilik publikasi tulisan lebih dahulu, melanjutkan ataupun mencerna kembali Brandes pekerjaan yang belum berakhir serta membuat inventarisasi prasasti diberi no tahun yang sempat ditemui.

F. D. K. Bosh

Riset tentang prasasti yang Kelurak, Kalasan, serta Ratuboko dimaksudkan buat mencari adegan budaya merupakan latar belakang dari seluruh kegiatan artistik pada gambar waktu tertentu dari kehidupan religius.

Baca Juga :   Sebab-Sebab Tidak Mendapat Harta Warisan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *